Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - AMSTERDAM. Nestle, perusahaan makanan terbesar di dunia, mengumumkan akan memangkas 16.000 pekerjanya sebagai bagian dari strategi efisiensi di bawah kepemimpinan CEO baru, Philipp Navratil.
“Dunia berubah, dan Nestle harus berubah lebih cepat,” ujar Navratil pada Kamis (16/10/2025).
Pemangkasan tersebut setara dengan 5,8% dari total 277.000 karyawan Nestle. Sebanyak 12.000 posisi kantoran akan dikurangi dalam dua tahun ke depan, sementara 4.000 pekerja tambahan akan terdampak dari inisiatif efisiensi di sektor manufaktur dan rantai pasok.
Langkah ini sejalan dengan target penghematan biaya yang dinaikkan menjadi 3 miliar franc Swiss (setara US$ 3,77 miliar) hingga akhir 2027, dari sebelumnya 2,5 miliar franc.
Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru di Astra Internasional 2025, Cek Posisi yang Dibuka
Perusahaan yang memproduksi KitKat, Nespresso, dan bumbu Maggi itu menghadapi tantangan berupa tarif impor Amerika Serikat serta perilaku konsumen yang mulai beralih ke pola makan lebih sehat.
Meskipun sebagian besar produk yang dijual di AS dibuat lokal, tekanan biaya dan kenaikan utang menambah beban bagi Nestle, memicu perhatian investor.
Navratil mengambil alih kursi CEO setelah pergantian manajemen yang dramatis, termasuk pemecatan Laurent Freixe dan pengunduran diri Paul Bulcke.
Saat ini, Navratil fokus mendorong pertumbuhan berbasis volume penjualan nyata (RIG), dengan prioritas utama meningkatkan performa perusahaan dan mempertahankan pangsa pasar.
Baca Juga: Anak Usaha BUMN KIW membuka Lowongan Kerja Minimal D3, Ini Syarat daftarnya
Nestle juga tengah meninjau ulang lini bisnis air minum dan minuman premium, serta merek suplemen dan vitamin dengan pertumbuhan rendah. Meski melakukan pemangkasan besar-besaran, perusahaan tetap mempertahankan panduan bisnis 2025.
Pertumbuhan penjualan organik diperkirakan meningkat dibandingkan 2024, dengan margin operasi di atas 16%, bahkan diharapkan mencapai minimal 17% dalam jangka menengah.
Hasil kuartal terbaru menunjukkan pertumbuhan penjualan organik 4,3%, melebihi ekspektasi analis sebesar 3,7%. Kenaikan ini didorong oleh harga kopi dan produk cokelat, meski pasar Tiongkok memberikan kontribusi negatif.
CFO Anna Manz menyebut perusahaan sebelumnya terlalu fokus pada distribusi di China dan kini memperbaiki strategi untuk membangun permintaan konsumen secara lebih efektif.
Baca Juga: Hambatan Awal Usaha yang Justru Jadi Fulus
Langkah pemangkasan dan efisiensi ini dipandang sebagai “bahan bakar” untuk mempercepat transformasi Nestle, sekaligus menegaskan komitmen perusahaan dalam menghadapi perubahan pasar global dan tekanan investor.