Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersikeras untuk tidak akan menghentikan perang di Gaza sampai Hamas berhasil dimusnahkan.
Dalam pidatonya hari Minggu (5/5), Netanyahu merasa bahwa menyelesaikan perang saat ini hanya akan memberikan ruang bagi Hamas untuk berkuasa. Netanyahu dengan tegas menolak situasi seperti itu.
"Hamas tetap mempertahankan posisi ekstremnya, yang pertama di antaranya adalah tuntutan untuk menarik seluruh pasukannya dari Jalur Gaza, mengakhiri perang, dan membiarkan Hamas tetap berkuasa. Israel tidak bisa menerima hal itu," kata Netanyahu, dikutip Reuters.
Baca Juga: Dukung Palestina, Turki Hentikan Hubungan Perdagangan dengan Israel
Netanyahu mengatakan, Israel bersedia menghentikan pertempuran di Gaza untuk menjamin pembebasan sandera yang masih ditahan oleh Hamas, yang diyakini berjumlah lebih dari 130 orang.
Meskipun demikian, skenario itu hanya akan membuat Hamas terus beroperasi di Palestina, Netanyahu menyebut Hamas akan terus melakukan aksi teror.
"Hamas akan mampu mencapai tujuannya untuk melakukan pembantaian, pemerkosaan, dan penculikan berulang kali," lanjut Netanyahu.
Proses perundingan di Kairo masih belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. Para pemimpin Hamas tetap mempertahankan tuntutannya bahwa perjanjian apa pun harus mengakhiri perang di Gaza.
Baca Juga: UNDP: Gaza Butuh 80 Tahun untuk Pulih Total
Palestina jelas jadi pihak yang paling dirugikan dari perang yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 ini.
Perang Gaza dimulai setelah Hamas menyerang Israel selatan. Dalam insiden itu Israel mengklaim Hamas telah membunuh 1.200 orang dan menyandera 252 orang.
Dalam rangka Serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 34.600 warga Palestina. Serangan brutal tersebut juga telah menghancurkan sebagian besar wilayah pesisir Gaza dan menyebabkan krisis kemanusiaan.