kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Netanyahu: Rencana Penyerangan Rafah akan Diteruskan


Senin, 18 Maret 2024 / 05:24 WIB
Netanyahu: Rencana Penyerangan Rafah akan Diteruskan
ILUSTRASI. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz hari Minggu (17/3/2024) di Yerusalem.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali menegaskan bahwa rencana penyerangan Rafah akan terus dilanjutkan.

Berbicara di hadapan kabinetnya hari Minggu (17/3), Netanyahu mengatakan bahwa militer Israel akan melanjutkan misinya itu meski mendapatkan banyak tekanan internasional untuk menghindari korban sipil.

"Kita akan beroperasi di Rafah. (Rencana) ini akan memakan waktu beberapa minggu, dan itu akan terjadi," kata Netanyahu, dikutip Reuters.

Pada kesempatan yang sama, Netanyahu mengecam para sekutunya yang saat ini mulai mengkritik langkah Israel untuk menumpas Hamas. Dirinya bahkan menyebut serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 sebagai aksi pembantaian orang Yahudi paling mengerikan setelah Holocaust.

Baca Juga: Saat Menunggu Truk Bantuan, Tembakan Israel Menewaskan 6 Warga Gaza

"Apakah ingatan Anda sesingkat itu? Apakah Anda begitu cepat melupakan tanggal 7 Oktober, pembantaian orang Yahudi yang paling mengerikan sejak Holocaust? Apakah Anda begitu cepat menyangkal hak Israel untuk mempertahankan diri melawan monster Hamas?," lanjutnya.

Pasukan Hamas yang menentang penjajahan Israel di tanah Palestina melakukan serangan yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 menurut klaim Israel. 

Israel membalas serangan itu dengan menyerang Gaza tanpa pandang bulu hingga hari ini, menewaskan lebih dari 31.000 rakyat Palestina dari berbagai kalangan. Tingginya korban sipil membuat Israel mulai dikritik oleh para sekutunya di Barat.

Baca Juga: UNRWA Kecam Serangan Israel ke Pusat Bantuan Pengungsi, Satu Staf PBB Meninggal

Sekutu Israel telah memberikan tekanan pada Netanyahu untuk tidak menyerang Rafah, karena dianggap tidak memiliki rencana untuk melindungi warga sipil.

Netanyahu sempat bertemu Kanselir Jerman, Olaf Scholz, di Yerusalem untuk membahas operasi militernya di Rafah. Dirinya berjanji tidak akan membiarkan warga sipil terjebak di Rafah ketika pasukannya memulai serangan.

Scholz mengatakan, dirinya telah mengingatkan Netanyahu tentang perlunya memberikan bantuan kemanusiaan yang komprehensif kepada masyarakat di Gaza.

Baca Juga: UNRWA: Kelaparan di Gaza Semakin Mengancam, Ini Bencana Buatan Manusia

Rafah telah lama menjadi satu-satunya pintu masuk bagi bantuan kemanusiaan untuk penduduk Gaza. Lebih dari satu juta orag kini berada di wilayah itu untuk mencari perlindungan.

Penduduk Gaza di Rafah yang kini hidup dalam keterbatasan bantuan dan ancaman bencana kelaparan, kini harus menghadapi gelombang serangan baru dari militer Israel.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×