kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Netflix akan terbitkan obligasi US$ 2 miliar untuk memperkaya konten


Selasa, 22 Oktober 2019 / 19:09 WIB
Netflix akan terbitkan obligasi US$ 2 miliar untuk memperkaya konten
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Gamers and visitors take a rest at the booth of Netflix during Europes leading digital games fair Gamescom, which showcases the latest trends of the computer gaming scene in Cologne, Germany, August 21, 2019. REUTERS/Wolfgang Rattay/File Photo


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan berlangganan streaming, Netflix Inc akan menerbitkan obligasi guna meningkatkan konten-konten original di tengah persaingan yang semakin tinggi. Netflix akan menerbitkan obligasi dalam dollar dan euro dengan target dana sekitar US$ 2 miliar.

Penjualan surat utang itu akan dipakai untuk mengakuisisi konten, memproduksi dan mengembangkan konten, serta untuk melakukan aksi akuisisi potensial.

Menurut sumber Bloomberg yang tidak ingin disebutkan namanya, obligasi dalam dollar AS (US$) akan diterbitkan dengan tenor 10,5 tahun dan tidak bisa dibeli kembali kemungkinan akan ditawarkan dengan tenor 5,125%. Sedangkan obligasi berdenominasi euro kemungkinan akan ditawarkan dengan kupon sekitar 3%.

Baca Juga: Jaga likuiditas bank, PBOC suntik dana ¥ 250 miliar ke perbankan

Sementara menurut analis Bloomberg Intelligence Stephen Flynn, dengan tingkat perdagangan Netflix saat ini, penjualan obligasi dapat ditawarkan dengan tingkat kupon campuran kurang dari 4,25%.

Netflix menerbitkan utang setelah melaporkan pendapatan yang melampaui estimasi analis dan melihat pertumbuhan di luar negeri yang membantu meredakan kekhawatiran investor tentang perlambatan pertumbuhan pelanggan di AS.

Pada kuartal III ini, Netflix telah berinvestasi atau alias bakar duit sebesar US$551 juta dan perlahan bergerak menuju arus kas yang positif. "Netflix akan terus memanfaatkan imbal hasil yang tinggi dari pasar untuk kebutuhan investasi," kata CEO Netflix dalam suratnya kepada pemegang saham pekan lalu seperti dikutip Bloomberg, Selasa (22/10)

Perusahaan yang berbasis di California ini menargetkan akan menginvestasikan US$3,5 miliar tahun ini di tengah perang konten yang semakin memanas.

Netflix telah menaikkan harga paket langganan kepada pelanggannya di beberapa wilayah yang menjadi pangsa pasar terbesarnya dengan tujuan untuk mencoba meraup profitabilitas. Namun, di saat itu pula kompetitor mulai bermunculan seperti Disney+ dan Apple TV+.

Baca Juga: Untuk dukung perekonomian yang terdampak demo, Hong Kong umumkan paket kebijakan baru

Perusahaan ini secara historis mengandalkan pasar obligasi dengan imbal hasil tinggi untuk menopang pertumbuhannya. Biasanya Netflix menerbitkan utang setelah membukukan pendapatan di triwulan pertama dan ketiga yakni pada pada April dan Oktober.

Berdasarkan data yang dikumpulkan Bloomberg, beban utang Netflix, termasuk kewajiban sewa operasional, terus tumbuh menjadi sekitar US$13,5 miliar sejak pertama kali turun ke pasar pada 2009.

Flynn mengatakan Netflix dapat menerbitkan junk bond baru untuk beberapa tahun ke depan karena hasil dari penjualan utang tidak hanya meningkatkan defisit aliran kas bebas, tetapi juga pembayaran pokok obligasi.Meskipun Netflix kemungkinan tidak menghasilkan free cash flow hingga 2023, Netflix harus membayar pokok obligasi US$500 juta pada 2021 dan US$700 juta pada awal 2022.

Pada April, Netflix melakukan pinjaman senilai US$2,24 miliar dalam junk bond dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada pembiayaan utang saat itu. Namun dalam surat kepada pemegang saham pada Juli 2019, CEO Hastings mengatakan Netflix berencana untuk masih memanfaatkan tingkat yield yang tinggi di pasar untuk mendanai investasi konten.

Morgan Stanley, Goldman Sachs Group Inc, JPMorgan Chase & Co, Deutsche Bank AG dan Wells Fargo & Co disebut akan akan membantu penjualan obligasi tersebut.

Baca Juga: Meski India boikot CPO Malaysia, Mahathir tidak akan mencabut pernyataan soal Kashmir




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×