kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Meski India boikot CPO Malaysia, Mahathir tidak akan mencabut pernyataan soal Kashmir


Selasa, 22 Oktober 2019 / 17:34 WIB
Meski India boikot CPO Malaysia, Mahathir tidak akan mencabut pernyataan soal Kashmir
ILUSTRASI. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad setelah menghadiri pelantikan Presiden Indonesia Joko Widodo di Gedung DPR, Jakarta, 20 Oktober 2019.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menegaskan, ia tidak akan menarik kembali kecamannya atas tindakan New Delhi di Kashmir, meski asosiasi minyak nabati India menyerukan boikot minyak kelapa sawit (CPO) Malaysia.

Kebuntuan bisa memperburuk apa yang Mahathir gambarkan sebagai perang dagang antara Malaysia, produsen sekaligus pengekspor CPO terbesar kedua di dunia, dan India, pembeli terbesar komoditas asal negeri jiran tersebut sepanjang tahun ini.

"Kami mengutarakan pendapat kami, dan kami tidak menarik atau mengubahnya," tegas Mahathir kepada wartawan di Kuala Lumpur, Selasa (22/10), seperti dikutip Reuters. "Apa yang kami katakan adalah kita semua harus mematuhi resolusi (PBB). Jika tidak, apa gunanya PBB?," ujar dia.

Baca Juga: Wah, asosiasi perdagangan India minta anggotanya untuk berhenti membeli CPO Malaysia

Solvent Extractors Association of India (SEAI), Senin (21/10) meminta anggotanya untuk berhenti membeli CPO Malaysia, setelah Mahathir mengatakan di Majelis Umum PBB bulan lalu, bahwa India sudah "menyerbu dan menduduki" Kashmir, wilayah mayoritas Muslim yang disengketakan juga diklaim Pakistan.

Pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi mencabut otonomi khusus Kashmir wilayah India pada 5 Agustus lalu, dan menyebutnya sebagai masalah internal serta mengkritik negara-negara yang menentang keputusan tersebut.



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×