Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Asosiasi perdagangan minyak nabati India meminta para anggotanya untuk berhenti membeli minyak kelapa sawit (CPO) dari Malaysia. Ini sebuah permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang bertujuan membantu New Delhi menghukum Malaysia karena mengkritik India atas kebijakannya terhadap Kashmir.
Arahan Solvent Extractors Association of India (SEAI) tersebut menunjukkan, bagaimana sentimen nasionalis bisa memengaruhi bisnis internasional, dan merupakan pukulan besar bagi Malaysia, produsen dan pengekspor CPO terbesar kedua di dunia setelah Indonesia.
India merupakan tujuan ekspor terbesar ketiga Malaysia pada 2018 lalu untuk minyak sawit dan produk-produk turunannya, dengan nilai 6,84 miliar ringgit (US$ 1,63 miliar). Minyak nabati berkontribusi 2,8% dari produk domestik bruto (PDB) Malaysia tahun lalu dan 4,5% dari total ekspor.
Baca Juga: Mahathir akan coba jalur diplomasi bila India membatasi impor CPO Malaysia
Keputusan SEAI jelas bisa membebani kontrak CPO Malaysia untuk pengiriman Januari, saat perdagangan dibuka kembali pada Selasa (22/10) besok.
"Pemerintah kami menanggapi dengan tidak baik pernyataan dari Perdana Menteri Malaysia dan sedang mempertimbangkan beberapa tindakan pembalasan," kata Presiden SEAI Atul Chaturvedi dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada para anggotanya, Senin (21/10).
"Ini akan menjadi hal yang penting, sebagai industri minyak nabati India yang bertanggungjawab, kami menghindari pembelian minyak kelapa sawit dari Malaysia sampai kejelasan waktu tentang kebijakan ke depan dari Pemerintah India," ujar dia seperti dikutip Reuters.