Sumber: Reuters | Editor: Djumyati P.
OSLO. Belum genap satu tahun berkiprah, Presiden Barack Obama mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian karena prestasinya untuk memberikan harapan akan masa depan yang lebih baik. Selain itu, panitia hadiah Nobel pun melihat usaha yang begitu keras dari Obama untuk melucuti senjata-senjata nuklir.
Panitia Nobel memuji Obama sebagai orang yang memberikan usaha yang luar biasa untuk memperkuat diplomasi internasional dan kerjasama di antara bangsa-bangsa. Tapi kritik pun bermunculan, terutama dari dunia Arab dan muslim yang melihat anugerah Nobel perdamaian untuk Obama ini terlalu prematur.
Memang banyak orang di seluruh dunia yang cukup terkejut dengan pengumuman Nobel Perdamaian Jumat ini. “Obama masih harus menempuh jalan yang panjang dan masih begitu banyak pekerjaan sebelum dia pantas mendapatkan hadiah nobel perdamaian,” tandas Sami Abu Zuhri juru bicara Hamas, sebuah kelompok gerakan Islam dari Palestina yang menguasai perbatasan Gaza dan terus menolak mengadakan pembicaraan damai dengan Israel. “Obama hanya memberikan janji dan tidak memberikan kontribusi cukup berarti untuk perdamaian di dunia ini,” lanjut Zuhri.
“Ini semua hanya lelucon yang memalukan. Ia tidak pantas untuk mendapatkannya. Semua masalah di Irak, Afganistan belum terpecahkan. Manusia perubahan itu masih belum merubah apapun saat ini,” tutur Issam al-Khazraji seorang buruh di Irak.
Tapi ketua panitia penganugerahan Nobel Perdamaian Thorbjoern Jagland menolak anggapan hadiah ini terlalu awal diberikan kepada Obama. Jagland melihat prestasi Obama untuk perdamaian sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu. “Kami berharap hadiah ini akan bisa membantu sedikit untuk meningkatkan semangatnya untuk melakukan apa yang ia kerjakan,” tambah Jagland dalam konferensi pers.