kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

NTT Group beli saham anak usahanya seharga Rp 604,81 triliun


Rabu, 30 September 2020 / 15:36 WIB
NTT Group beli saham anak usahanya seharga Rp 604,81 triliun
Gerai NTT Docomo di Tokyo, Jepang (29/9/2020).


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Raksasa telekomunikasi asal Jepang Nippon Telegraph and Telephone Corp (NTT) bakal melakukan aksi tender terbesar dalam sejarah perusahaan di Jepang. Dalam artikel yang dimuat Japantimes, Rabu (30/9) pihaknya bakal membeli semua saham anak perusahaan dan unit ponsel NTT yakni Docomo Inc, dengan nilai mencapai 4,3 triliun yen atau sekitar Rp 604,81 triliun (kurs Rp 140,65 per Yen) dalam tawaran pengambilalihan. 

Kesepakatan itu, akan memberikan dukungan finansial yang sangat kuat kepada NTT Docomo, untuk terlibat dalam perang harga. Sekaligus dapat memicu persaingan yang lebih ketat di antara operator nirkabel utama Jepang. 

Akan tetapi, rencana itu dibantah oleh Presiden NTT Jun Sawada. Pasalnya, kesepakatan itu tak lain merupakan dorongan oleh tekanan dari pemerintahan baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Yoshihide Suga untuk menurunkan biaya telepon seluler. 

Pemerintah Jepang sejatinya memang merupakan pemegang saham terbesar di NTT, yang memiliki sekitar 34% total saham. 

Baca Juga: Output pabrik Jepang kembali naik untuk bulan ketiga berturut-turut

Dengan menjadikan NTT Docomo sebagai satu perusahaan yang utuh, NTT akan dapat melakukan perubahan secara langsung. Sambil memenuhi permintaan pemerintah pada perusahaan tersebut, yang merupakan operator domestik terbesar di Jepang dari sisi jumlah pelanggan. NTT juga diharapkan bisa mengefisienkan biaya operasional dengan memperkuat kolaborasi. 

Pada hari yang sama, NTT Docomo juga mengumumkan bahwa Wakil Presiden Direktur Motoyuki Li, yang dipindahkan ke NTT Docomo dari NTT pada bulan Juni 2020 lalu akan menggantikan Presiden Direktur saat ini yaitu Kazuhiro Yoshizawa mulai 1 Desember 2020. 

"Kesepakatan ini tidak terkait dengan permintaan pemerintah untuk menurunkan tarif telepon," kata Sawada dalam jumpa pers bersama dengan NTT Docomo, Selasa (29/9) lalu. Akan tetapi, dia mengamini bahwa kesepakatan ini dipastikan bakal membuat Docomo lebih kuat, terutama dari sisi keuangan agar dapat memangkas biaya operasional. 

NTT saat ini memiliki sekitar 66% saham NTT Docomo dan akan membeli sisanya sekitar ¥ 4,3 triliun pada Rabu (30/9) hingga 16 November 2020. Lewat aksi korporasi ini, NTT Docomo akan dihapus dari daftar Tokyo Stock Exchange setelah transaksi rampung. 

Sebagai anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki NTT, Docomo nantinya akan meluncurkan beberapa kebijakan harga yang lebih beani tanpa mengkhawatirkan pendapatannya. Menurut Analis di UBS Securities, langkah NTT Docomo akan menimbulkan ancaman besar untuk perusahaan saingan. 

NTT Docomo sebelum dimiliki 100% telah menjadi penghasil laba tertinggi di grup NTT, yang sebagian besar terdiri dari lima perusahaan. Antara lain NTT East Corp, NTT West Corp, NTT Communications Corp, NTT Data Corp dan NTT Docomo. 

Sepanjang tahun 2019, lebih dari 50% laba operasional induk NTT berasal dari Docomo. Dengan valuasi yang telah melampaui induknya.  

Namun, prospek pasar ponsel domestik Jepang belum tentu cerah, dengan pertumbuhan penjualan ponsel cerdas yang tampaknya telah mencapai puncaknya. Sementara populasi Jepang diperkirakan akan terus menyusut. 

Baca Juga: Mulai Oktober, warga Jepang akan bisa berkunjung ke luar negeri lagi

Selain itu, persaingan dengan raksasa internet luar negeri juga semakin ketat. Seperti Google dan Amazon yang sedang meningkatkan kehadiran mereka di berbagai negara. "Docomo memiliki pangsa pasar yang besar, tetapi ukuran keuntungannya turun ke posisi ketiga (di antara tiga operator besar)," kata Sawada. 

Untuk membalikkan keadaan, Sawada mengatakan pihaknnya mengusulkan gagasan untuk menjadikan NTT Docomo sebagai anak perusahaan 100% pada April 2020 kepada Presiden Docomo Yoshizawa. 

Selanjutnya: World Bank proyeksi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik hanya 0,9%




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×