kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obat anti malaria hydroxychloroquine diuji coba untuk mengobati virus corona


Jumat, 10 April 2020 / 08:28 WIB
Obat anti malaria hydroxychloroquine diuji coba untuk mengobati virus corona
ILUSTRASI. Petugas medis dengan memakai alat pelindung diri memperlihatkan alat ?rapid test? COVID-19. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/aww.


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. National Institutes of Health (NIH) mengatakan pada hari Kamis (9/4) pihaknya sedang menguji obat anti-malaria hydroxychloroquine untuk mengobati COVID-19, beberapa hari setelah beberapa dokter AS mengatakan mereka menggunakan obat itu pada pasien yang terinfeksi tanpa bukti bahwa itu berhasil.

Penggunaan obat berusia puluhan tahun, yang telah dipuji oleh Presiden Donald Trump sebagai senjata potensial melawan COVID-19 pasca terjadi lonjakan di Amerika Serikat dan kini menjadi pusat pandemi.

Baca Juga: China melaporkan penurunan kasus virus corona impor dan infeksi tanpa gejala

Studi ini akan mengevaluasi keamanan dan efektivitas hydroxychloroquine dan dilakukan oleh National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), bagian dari NIH.

"Hydroxychloroquine telah menunjukkan harapan dalam pengaturan laboratorium terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, dan laporan awal menunjukkan potensi kemanjuran dalam studi kecil dengan pasien," kata James P Kiley, direktur, Division of Lung Diseases, NHLBI dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Meksiko mencatatkan jumlah warga yang terinfeksi corona menjadi 3.441 orang

Obat ini digunakan untuk mengobati kondisi malaria dan reumatoid seperti radang sendi. Efek samping potensial dari obat ini termasuk kehilangan penglihatan dan masalah jantung. Administrasi Makanan dan Obat AS belum menyetujui hydroxychloroquine sebagai pengobatan COVID-19, tetapi telah memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk obat anti-malaria.

Pembuat obat di seluruh dunia berlomba untuk mengembangkan pengobatan atau vaksin untuk penyakit yang telah menewaskan lebih dari 87.000 orang.




TERBARU

[X]
×