kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.134   66,00   0,41%
  • IDX 7.090   106,44   1,52%
  • KOMPAS100 1.059   18,57   1,79%
  • LQ45 832   15,44   1,89%
  • ISSI 215   2,37   1,12%
  • IDX30 424   8,09   1,94%
  • IDXHIDIV20 511   9,36   1,87%
  • IDX80 121   2,07   1,75%
  • IDXV30 125   0,81   0,65%
  • IDXQ30 142   2,54   1,83%

Obat Avigan dari Jepang segera diuji untuk pengobatan corona, seberapa efektif?


Minggu, 09 Agustus 2020 / 05:52 WIB
Obat Avigan dari Jepang segera diuji untuk pengobatan corona, seberapa efektif?
ILUSTRASI. Obat flu favipiravir dengan nama dagang Avigan buatan Fujifilm kini masuk tahap ujicoba klinik pada pasien Covid-19. Sebelumnya favipiravir juga digunakan mengobati ebola.


Sumber: South China Morning Post | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Obat flu dari Jepang, yakni Avigan, akan segera diuji coba untuk mengobati pasien Covid-19 di Filipina pada hari Senin (10/8) nanti.

Pada hari Jumat (7/8) lalu, pemerintah Filipina akan memproses uji coba ini dengan cepat, sebanyak 100 orang telah bersedia untuk uji coba ini. Pernyataan pemerintah Filipina ini datang menyusul pengiriman 199.000 butir tablet Avigan dari Jepang ke Manila pada hari Kamis (6/8).

Dikutip dari South China Morning Post, pihak kedutaan Jepang telah menekankan keefektifan obat Avigan untuk mengobati jenis penyakit flu seperti influenza. Obat Avigan sendiri belum bisa ditetapkan sebagai obat corona, tetapi sejumlah ahli optimis bahwa obat ini akan memberi dampak positif bagi kesembuah pasien.

Obat Avigan, atau yang dikenal juga sebagai Favipiravir, telah disetujui pembuatannya oleh pemerintah Jepang sejak tahun 2014 lalu. Tetapi obat ini masih belum dipasarkan secara bebas.

Baca Juga: WHO larang negara maju monopoli vaksin virus corona, ini alasannya

Jika uji coba obat berhasil, obat tersebut dapat segera diproduksi dengan harga murah di bawah lisensi Fujifilm Toyama Chemical. Filipina sendiri merupakan salah satu dari 43 negara yang ikut serta dalam uji coba tersebut.

Sejauh ini hasil penilaian tentang Avigan cukup beragam. Satu bulan yang lalu, Kyodo News mengabarkan uji klinis yang dilakukan oleh Universitas Kesehtan Fujita yang melibatkan 89 pasien yang dibagi ke dala dua kelompok.

Kelompok pertama menerima Avigan segera setelah mereka dikonfirmasi terinfeksi virus corona, sedangkan kelompok kedua baru diberi Avigan setelah enam hari terjangkit Covid-19.

Profesor Yohei Doi yang memimpin penelitian ini mengatakan bahwa virus menghilang pada hari keenam dari 66,7% pasien yang ada di kelompok pertama.

Baca Juga: Ajak berbagi vaksin corona, WHO: Tidak ada negara yang aman sampai kita semua aman

Sementara itu, sebanyak 56,1% pasien dari kelompok kedua juga segera menunjukkan tanda kesembuhan tak lama setelah obat diberikan.

Dalam kesimpulannya, rata-rata deman mereda setelah 2,1 hari untuk kelompok pertama dan 3,2 hari untuk kelopok kedua. Meskipun demikian, Profesor Doi menyatakan bahwa uji coba dengan skala kecil ini belum bisa membuktikan efektivitas Avigan sebagai obat virus corona.

Di Taiwan, Pusat Pengendalian Penyakit mencatat bahwa salam sebuah uji klini yang dilakukan di Jepang, Avigan bisa menyebabkan kematian dini pada embrio. Oleh karena itu, penggunaan Avigan tidak disarankan untuk wanita hamil.

Bukan cuma itu, obat ini diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat darah sehingga pria yang mengonsumsinya disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual selama tujuh hari setelah perawatan.

Uji coba Avigan pada pasien Covid-19 di Filipina pada hari Senin diharapkan bisa memberika hasil yang positif dalam upaya melawan virus corona.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×