Sumber: Bloomberg |
LONDON. OPEC, suplier untuk lebih dari 40% minyak dunia, berencana untuk memangkas suplainya untuk yang pertama kalinya dalam dua tahun terakhir ini; sejak krisis finansial pada 1930 mengantarkan minyak dunia pada level harga US$ 50 per barel.
Kontrak opsi menjual minyak pada US$ 50 pada bulan Desember, melambung 28 kali lipatnya pada dua minggu terakhir ini di New York Mercantile Exchange.
Analis Goldman Sachs Group Inc. and Merrill Lynch & Co. mengatakan, minyak, yang jatuh lebih dari 50% dari rekor tertingginya di bulan Juli, besar kemungkinan akan terjun bebas 44% lagi dan bisa jadi membuat resesi perekonomian dunia.
Organization of Petroleum Exporting Countries, yang rencananya akan menggelar pertemuan di Vienna pada 24 Oktober ini --3 minggu lebih awal dari yang dijadualkan semula-- harus menghadapi perekonomian yang melamban sejak 1993 kendati ada ladang anyar di Angola maupun Gulf di Mexico. Presiden Chakib Khelil bilang, anggota-anggota OPEC barangkali akan memangkas daily output sebanyak 2 juta barel.
"OPEC sedang mencoba untuk mencegah harga yang kian merosot," kata Francisco Blanch, Head of Global Commodities Research dari Merrill di London."Akan menjadi sangat sulit uintuk membendung kejatuhan harga minyak," imbuhnya.
Kontrak opsi memungkinkan investor menjual 1.000 barrel minyak senilai US$ 50 per barel pada bulan Desember dan ditutup pada US$ 280 oada Nymex pada 17 Oktober. Angka ini naik US$ 10 dari 3 Oktober. Dalam dua hari belakangan, harga minyak naik hingga 0,8% menjadi US$ 72,45 barel pada pukul 7.50 waktu Singapura.