Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - MOSCOW / DUBAI / LONDON. OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia bertemu pada hari Sabtu untuk memperpanjang rekor pengurangan produksi minyak dan untuk mendorong negara-negara seperti Irak dan Nigeria untuk mematuhi lebih baik pembatasan yang ada.
Menteri Perminyakan Nigeria mengatakan dia mengharapkan kesepakatan tentang perpanjangan, yang mendapat dukungan dari Arab Saudi dan Rusia dan akan disimpulkan dalam pembicaraan konferensi video meskipun ada "keberatan satu atau dua negara anggota," yang tidak disebutkan namanya.
Baca Juga: Harga minyak mentah naik 5% gara-gara data pekerjaan AS dan rencana pertemuan OPEC+
Aliansi yang dikenal sebagai OPEC + sebelumnya sepakat untuk memotong pasokan dengan rekor 9,7 juta barel per hari (bph) selama Mei-Juni untuk menopang harga yang jatuh karena krisis coronavirus. Pemotongan akan meruncing menjadi 7,7 juta barel per hari dari Juli hingga Desember.
Sumber-sumber OPEC + mengatakan Riyadh dan Moskow sepakat untuk memperpanjang pemangkasan rekor yang ada sepanjang Juli, sementara mereka mengatakan Riyadh menginginkan perpanjangan lebih lanjut hingga Agustus dan bahkan mungkin Desember.
Benchmark global, minyak mentah Brent LCOc1, yang merosot di bawah US$ 20 per barel pada April, naik hampir 6% pada hari Jumat dan menjadi level tertinggi yakni di atas US$ 42. Itu masih jauh lebih rendah dari harga minyak pada akhir 2019.
"Pengumuman resmi tentang roll-over dari keputusan 12 April diharapkan akan dibuat," kata menteri negara Nigeria untuk sumber daya minyak, Timipre Sylva, dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Oil rises on U.S. jobless drop, OPEC+ meeting hopes
Sumber OPEC mengatakan perpanjangan pemotongan bergantung pada kepatuhan karena negara-negara yang memproduksi di atas kuota mereka pada bulan Mei dan Juni harus mengompensasi dengan memotong lebih banyak dalam beberapa bulan mendatang.
Irak, yang memiliki salah satu tingkat kepatuhan terburuk pada Mei, menurut survei Reuters, menyetujui pemotongan tambahan, kata sumber OPEC.
Tidak jelas bagaimana tepatnya Irak akan memangkas produksi dan setuju dengan perusahaan minyak besar yang bekerja di negara itu untuk mengurangi produksi. Nigeria mengatakan akan bertujuan untuk mencapai kepatuhan penuh.