kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Operasi Rising Lion: Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran, Timur Tengah Memanas


Jumat, 13 Juni 2025 / 08:35 WIB
Operasi Rising Lion: Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran, Timur Tengah Memanas
ILUSTRASI. Israel mengonfirmasi telah melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran pada Jumat (13/6) dini hari dalam upaya mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir. (IMAGO/Christian Ohde via REUTERS)


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JERUSALEM/DUBAI/WASHINGTON. Israel mengonfirmasi telah melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran pada Jumat (13/6) dini hari dalam upaya mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

Media Iran dan saksi mata melaporkan sejumlah ledakan, termasuk di fasilitas pengayaan uranium utama di Natanz.

Baca Juga: GLOBAL MARKETS-Stocks Slide, Oil and Gold Jump after Israel Strikes Iran

Israel menyebut operasi ini sebagai "Rising Lion", dengan target serangan mencakup ilmuwan nuklir Iran, program rudal balistik, serta pabrik senjata dan pangkalan militer.

Pemerintah Israel juga menetapkan status darurat nasional, mengantisipasi serangan balasan berupa rudal dan drone dari Iran.

“Kita berada di momen penentu dalam sejarah Israel,” ujar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan video.

Netanyahu menegaskan operasi ini akan berlangsung selama beberapa hari dan menargetkan berbagai infrastruktur utama Iran yang berkaitan dengan pengembangan senjata nuklir.

Baca Juga: Dolar AS dan Aset Safe Haven Menguat Jumat (13/6) Pagi, Setelah Israel Serang Iran

Ledakan Terdengar di Natanz dan Teheran

Seorang saksi mata di kota Natanz mengatakan mendengar beberapa ledakan di sekitar kompleks pengayaan uranium.

Televisi pemerintah Iran melaporkan sistem pertahanan udara negara itu dalam siaga penuh, menyusul serangkaian ledakan yang juga terdengar di Teheran.

Seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa kepemimpinan tertinggi negara itu tengah menggelar rapat keamanan darurat.

Sementara itu, seorang pejabat militer Israel mengklaim bahwa Iran saat ini memiliki cukup bahan fisil untuk memproduksi hingga 15 bom nuklir dalam hitungan hari.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa serangan ini bersifat pre-emptive.

“Serangan rudal dan drone dari Iran terhadap Israel dan penduduk sipil diperkirakan akan segera terjadi,” kata Katz.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melonjak Lebih dari 5% Jumat (13/6) Pagi, Usai Israel Gempur Iran

AS Tak Terlibat, Siapkan Evakuasi

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan bahwa Israel bertindak secara unilateral dan bahwa Washington tidak terlibat dalam serangan tersebut.

“Prioritas kami adalah melindungi personel dan kepentingan AS di kawasan,” ujarnya, seraya memperingatkan Iran agar tidak menyerang aset AS.

CNN melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump tengah menggelar rapat kabinet darurat di Gedung Putih. Trump sebelumnya sempat mengatakan serangan Israel terhadap Iran "sangat mungkin terjadi," meski ia tetap berharap solusi damai bisa dicapai.

Seorang pejabat militer AS mengatakan kepada Reuters bahwa Pentagon sedang menyiapkan berbagai skenario kontinjensi, termasuk kemungkinan evakuasi warga sipil AS dari wilayah konflik.

Baca Juga: Harga Emas Dunia Naik Tajam Jumat (13/6) Pagi, Israel Melancarkan Serangan ke Iran

Pembicaraan Nuklir Terancam Gagal

Rencananya, pejabat AS dan Iran akan menggelar putaran keenam pembicaraan di Oman pada Minggu (15/6), terkait program pengayaan uranium Iran yang kian agresif. Namun, perundingan tersebut dilaporkan mengalami kebuntuan.

Ketegangan geopolitik ini langsung berdampak pada pasar global.

Harga minyak melonjak lebih dari US$3 per barel akibat kekhawatiran terganggunya pasokan dari kawasan Timur Tengah.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×