kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Biden Bahas Rencana untuk Serang Situs Nuklir Iran Sebelum Pelantikan Trump


Jumat, 03 Januari 2025 / 07:54 WIB
Biden Bahas Rencana untuk Serang Situs Nuklir Iran Sebelum Pelantikan Trump
ILUSTRASI. Joe Biden dilaporkan tengah membahas rencana untuk menyerang situs nuklir Iran jika Teheran bergerak lebih dekat untuk membangun bom nuklir sebelum pelantikan Donald Trump pada 20 Januari 2025. REUTERS/ Patrick T. Fallon


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Presiden AS Joe Biden dilaporkan tengah membahas rencana untuk menyerang situs nuklir Iran jika Teheran bergerak lebih dekat untuk membangun bom nuklir sebelum pelantikan Donald Trump pada 20 Januari 2025.

Mengutip The Telegraph yang melansir Axios, pejabat AS mengatakan, Biden mendapatkan berbagai skenario dari Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Gedung Putih, dalam pembicaraan rahasia yang berlangsung bulan lalu.

Menurut seorang sumber, tujuan pertemuan itu bukan untuk mencapai keputusan yang pasti, tetapi agar Biden terlibat dalam perencanaan skenario yang bijaksana.

Hal ini terjadi setelah bulan lalu Sullivan mengatakan bahwa ia telah memberi pengarahan kepada Trump tentang "risiko" jika Teheran memperoleh senjata nuklir.

Biden dikatakan telah terlibat dalam diskusi tentang bagaimana AS harus menanggapi jika Iran mengambil langkah-langkah khusus untuk membangun bom nuklir sebelum 20 Januari, termasuk dengan memperkaya uranium hingga kemurnian 90 persen.

Baca Juga: Perundingan Nuklir Iran dan Tiga Negara Eropa Akan Digelar 13 Januari di Jenewa

Presiden dilaporkan bertanya apakah Iran telah mengambil langkah-langkah seperti itu yang akan membenarkan tanggapan militer yang mendesak hanya beberapa minggu sebelum Trump menjabat dan yang berisiko menyerahkan konflik baru untuk ditanganinya.

"Biden tidak mencapai kesimpulan yang pasti dan tidak ada diskusi aktif di dalam Gedung Putih tentang mengambil tindakan militer terhadap Iran," kata pejabat AS tersebut.

Pada bulan Desember tahun lalu, Sullivan memperingatkan bahwa ada peningkatan risiko bahwa Iran mungkin akan mengabaikan janjinya untuk tidak membangun senjata nuklir.

"Itu risiko yang sedang kami waspadai sekarang. Itu risiko yang secara pribadi saya sampaikan kepada tim yang akan datang," kata  Sullivan, seraya menambahkan bahwa ia telah berkonsultasi dengan sekutu AS, Israel.

Ia mengatakan bahwa mengingat negara Iran yang melemah, Trump juga dapat membujuk Iran untuk berkomitmen membongkar kapasitas nuklirnya.

Baca Juga: China Sanksi Perusahaan Pertahanan AS atas Penjualan Senjata ke Taiwan, Ini Daftarnya

Presiden terpilih dilaporkan mempertimbangkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran saat ia kembali ke Gedung Putih akhir bulan ini.

The Wall Street Journal melaporkan, dalam panggilan telepon baru-baru ini, Trump telah memberi tahu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bahwa ia khawatir Iran akan mencapai kemampuan nuklir.

Marco Rubio dan Mike Waltz, calon menteri luar negeri dan penasihat keamanan nasional Trump, secara konsisten mengambil sikap garis keras terhadap Iran.

Tonton: Lompatan Nuklir Iran Mendekati Mutu Bom Bikin Barat Cemas

Netanyahu telah lama menyerukan agar program nuklir Iran dihentikan, tetapi menghadapi penolakan dari pejabat militer Israel dan Washington.

Selanjutnya: Harga Minyak Naik 5 Hari Beruntun Hingga Jumat (3/1), Ada Optimisme Permintaan

Menarik Dibaca: Bunga Deposito Bank Mega di Januari 2025, Tertinggi 5,00%



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×