Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Pemimpin oposisi utama India Rahul Gandhi mengingatkan, kalau gelombang kedua Covid-19 yang mematikan di India tidak dikendalikan, akan menghancurkan India serta mengancam seluruh dunia.
Dalam surat yang dikirimkan ke pemerintah India, Gandhi memohon kepada Perdana Menteri Narendra Modi untuk mempersiapkan penguncian atau lockdown nasional, mempercepat program vaksinasi Covid-19 di seluruh negeri dan secara ilmiah melacak virus dan mutasinya.
Gandhi mengatakan, India yang merupakan negara terpadat kedua di dunia memiliki tanggung jawab di dunia yang terglobalisasi dan saling berhubungan ini untuk menghentikan pertumbuhan ledakan Covid-19.
"India adalah rumah bagi satu dari setiap enam manusia di planet ini. Pandemi telah menunjukkan bahwa ukuran, keragaman genetik, dan kompleksitas kita menjadikan India tempat subur bagi virus untuk bermutasi dengan cepat, mengubah dirinya menjadi bentuk yang lebih menular dan lebih berbahaya, "tulis Gandhi seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Sudah masuk Indonesia, varian baru B.1.617 lebih menular dan berbahaya
"Membiarkan penyebaran virus yang tidak terkendali di negara kami akan menghancurkan tidak hanya bagi rakyat kami tetapi juga bagi seluruh dunia," imbuhnya lagi.
Varian Covid-19 India B.1.617 yang sangat menular telah menyebar ke negara lain, dan banyak negara telah membatasi pergerakan manusia dari India.
Perdana Menteri Inggris Boris mengatakan, pemerintah perlu menangani dengan sangat hati-hati munculnya jenis virus corona baru di India yang telah mulai menyebar di Inggris.
Sementara itu, berton-ton peralatan medis dari luar negeri mulai berdatangan di rumah sakit Delhi, yang dapat mengurangi tekanan pada sistem kesehatan India yang terlalu terbebani.
Dalam sepekan terakhir, India telah melaporkan tambahan 1,5 juta infeksi baru dan mencatat rekor jumlah kematian harian. Sejak dimulainya pandemi, India melaporkan 21,49 juta kasus dan 234.083 kematian. Saat ini ada 3,6 juta kasus aktif di India.
Baca Juga: Pemerintah India dituntut untuk mempercepat vaksinasi Covid-19
Modi telah banyak dikritik karena tidak bertindak lebih cepat untuk menekan gelombang kedua, setelah festival keagamaan dan demonstrasi politik yang menarik kerumunan puluhan ribu orang dalam beberapa pekan terakhir dan menjadi acara "penyebar super" corona.
Pemerintahan Modi yang memberlakukan penguncian ketat pada Maret 2020 silam, juga dikritik karena mencabut pembatasan sosial terlalu cepat setelah gelombang pertama dan menunda program vaksinasi negara itu.
Pemerintah India enggan memberlakukan lockdown kedua karena khawatir akan kerusakan ekonomi, meskipun banyak negara bagian telah mengumumkan pembatasan mereka sendiri.
Baca Juga: Penjelasan soal B.1.617, varian baru virus corona yang sudah masuk ke Indonesia
India sebetulnya merupakan pembuat vaksin Covid-19 terbesar di dunia. Kini India juga berjuang untuk memproduksi dan mendistribusikan dosis yang cukup untuk membendung gelombang Covid-19.
Meskipun negara tersebut telah memberikan setidaknya 157 juta dosis vaksin, tingkat inokulasinya telah menurun tajam dalam beberapa hari terakhir.
India memvaksinasi 2,3 juta orang pada Kamis lalu, terbesar bulan ini, tetapi masih jauh dari yang dibutuhkan untuk mengekang penyebaran virus.
India melaporkan rekor kenaikan kasus harian virus korona yakni sebanyak 414.188 kasus pada Jumat, menjadikan total kasus baru untuk minggu ini menjadi 1,57 juta. Kematian akibat Covid-19 naik 3.915 menjadi 234.083.
Pakar medis mengatakan tingkat nyata Covid-19 kemungkinan jauh lebih tinggi daripada penghitungan resmi.