Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Modi telah banyak dikritik karena tidak bertindak lebih cepat untuk menekan gelombang kedua, setelah festival keagamaan dan demonstrasi politik yang menarik kerumunan puluhan ribu orang dalam beberapa pekan terakhir dan menjadi acara "penyebar super" corona.
Pemerintahan Modi yang memberlakukan penguncian ketat pada Maret 2020 silam, juga dikritik karena mencabut pembatasan sosial terlalu cepat setelah gelombang pertama dan menunda program vaksinasi negara itu.
Pemerintah India enggan memberlakukan lockdown kedua karena khawatir akan kerusakan ekonomi, meskipun banyak negara bagian telah mengumumkan pembatasan mereka sendiri.
Baca Juga: Penjelasan soal B.1.617, varian baru virus corona yang sudah masuk ke Indonesia
India sebetulnya merupakan pembuat vaksin Covid-19 terbesar di dunia. Kini India juga berjuang untuk memproduksi dan mendistribusikan dosis yang cukup untuk membendung gelombang Covid-19.
Meskipun negara tersebut telah memberikan setidaknya 157 juta dosis vaksin, tingkat inokulasinya telah menurun tajam dalam beberapa hari terakhir.
India memvaksinasi 2,3 juta orang pada Kamis lalu, terbesar bulan ini, tetapi masih jauh dari yang dibutuhkan untuk mengekang penyebaran virus.
India melaporkan rekor kenaikan kasus harian virus korona yakni sebanyak 414.188 kasus pada Jumat, menjadikan total kasus baru untuk minggu ini menjadi 1,57 juta. Kematian akibat Covid-19 naik 3.915 menjadi 234.083.
Pakar medis mengatakan tingkat nyata Covid-19 kemungkinan jauh lebih tinggi daripada penghitungan resmi.