kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.063   79,31   1,14%
  • KOMPAS100 1.056   15,99   1,54%
  • LQ45 830   13,16   1,61%
  • ISSI 214   1,34   0,63%
  • IDX30 424   7,83   1,88%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 121   1,88   1,59%
  • IDXV30 125   0,72   0,58%
  • IDXQ30 141   2,29   1,65%

Owner Louis Vuitton pastikan tidak akan jual produknya di Amazon, ini alasannya


Kamis, 30 Januari 2020 / 09:49 WIB
Owner Louis Vuitton pastikan tidak akan jual produknya di Amazon, ini alasannya
ILUSTRASI. Chairman sekaligus CEO LVMH Bernard Arnault. REUTERS/Stephane Mahe


Sumber: Yahoo Finance | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PARIS. Ini pengakuan Bernard Arnault, pemilik brand mewah LVMH. Melansir Yahoo Finance, saat konferensi laporan keuangan tahunan konglomerat itu, pemilik merek mulai dari Louis Vuitton hingga Givenchy mengkonfirmasi kepada wartawan bahwa ia tidak berniat bekerja sama dengan Amazon dalam menjual pakaian mewahnya seperti banyak isu yang beredar belakangan.

Sebelumnya, Amazon muncul di beragam berita utama ketika ada laporan yang bocor bahwa mereka sedang mengerjakan model konsesi mewah yang akan memungkinkan merek-merek eksklusif untuk mengakses teknologi pengumpulan-data dengan pengiriman yang canggih.

Saat berbicara soal pemain online saja, Arnault menyatakan keberatannya. "Mereka semua kehilangan uang," katanya. "Itu bukan pertanda bagus. Dan semakin besar mereka dapatkan, semakin banyak uang yang hilang. Kami telah diminta beberapa kali untuk berpartisipasi dalam bisnis ini, dan saya selalu mengatakan tidak.”

Baca Juga: Pembelian termahal e-Bay 2019: Makan siang bersama Buffett senilai Rp 61,65 miliar

LVMH juga mengoperasikan bisnis e-commerce untuk mereknya (dan merek lainnya) yang disebut 24S. Bisnis ini belum menguntungkan, tetapi kontribusinya cukup kecil sehingga tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Pengaturan ekonomis semacam itu bukan satu-satunya masalah yang ditekankan Arnault dengan Amazon. "Mereka menggunakan basis data mereka untuk menghubungkan pelanggan ke penjual dan mereka mengambil persentase, yang membuat mereka ... untuk menjual produk palsu dan karena itu dengan cara tertentu dihubungkan dengan kejahatan terorganisir, karena situs yang menjual produk palsu dibiayai oleh kejahatan terorganisir atau bahkan oleh terorisme,” katanya.

Baca Juga: Louis Vuitton, paling berkelas di kelas premium



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×