kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Pakai Satelit 3D Seukuran Microwave, Misi ke Luar Angkasa Bakal Makin Murah


Minggu, 03 Juli 2022 / 12:21 WIB
Pakai Satelit 3D Seukuran Microwave, Misi ke Luar Angkasa Bakal Makin Murah
ILUSTRASI. Logo NASA. REUTERS/Joe Skipper


Reporter: Ignatia Ivani | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Penerbangan luar angkasa kini tampil lebih modern. Sentuhan menarik dengan teknologi modern turut mengiringi kembalinya misi NASA ke bulan. 

Kali ini, satelit 3D menyerupai ukuran oven microwave meluncur ke luar angkasa tepat Selasa, (28/6) silam. Harapannya, perjalanannya misi ini mampu memberikan informasi baru untuk mengeksplorasi luar angkasa di masa depan.

Fisikawan sekaligus penulis Amerika Serikat Michio Kaku mengungkapkan CAPSTONE CubeSat sebagai pembawa perubahan dalam industri penerbangan luar angkasa.

"Dalam tiap proyek peluncuran satelit, masalah pembiayaan selalu menjadi pertimbangan," kata Kaku seperti dilansir dari FOX Business. 

Baca Juga: China Longgarkan Pembatasan, Warga AS yang Transit dari Negara ke-3 Boleh Masuk

Untuk mengirimkan objek sebesar satu pon ke orbit di sekitar bumi memakan biaya US$ 10.000.

Inovasi mewujudkan tampilan satelit 3D ini membawa perubahan positif. Selain tampilannya, satelit modern ini mampu menekan pembiayaan hingga sepuluh kali lipat lebih ekonomis. Dan jumlah suku cadang pun akan lebih simpel hingga memangkas ratusan jenis suku cadang. 

Kaku menjelaskan ini akan menjadi era baru bagi penerbangan luar angkasa.

Ke depannya, NASA berencana untuk menempatkan stasiun luar angkasa atau yang disebut Gateway ke jalur orbit satelit. Hal ini diprediksi akan memudahkan astronot turun ke permukaan bulan.

Baca Juga: Curhat Bos Teknologi Amerika Serikat Melihat Kondisi Ekonomi

"Rencananya bulan depan, proyek ini akan memulai tahap dua dengan seluruh bagiannya dicetak 3D dan diluncurkan oleh Relativity Space ke orbit," jelas Kaku.

Kaku menambahkan keberhasilan proyek satelit 3D ini akan menjadi tonggak dan sejarah baru untuk mengeksplorasi ruang angkasa. Pasalnya, biaya akan mampu ditekan lebih hemat dengan tampilan roket 3D yang jauh lebih modern.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×