kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   -6.000   -0,39%
  • USD/IDR 15.609   35,00   0,22%
  • IDX 7.752   -35,86   -0,46%
  • KOMPAS100 1.201   -6,12   -0,51%
  • LQ45 952   -3,12   -0,33%
  • ISSI 234   -1,67   -0,71%
  • IDX30 491   -1,79   -0,36%
  • IDXHIDIV20 585   -1,82   -0,31%
  • IDX80 137   -0,75   -0,55%
  • IDXV30 143   -0,72   -0,50%
  • IDXQ30 162   -0,42   -0,26%

Pakar Pertahanan Taiwan: China Takut Trump Memenangkan Pemilu Lagi


Selasa, 04 Juni 2024 / 08:44 WIB
Pakar Pertahanan Taiwan: China Takut Trump Memenangkan Pemilu Lagi
ILUSTRASI. Seorang pakar pertahanan Taiwan mengatakan, Pemerintah China yang siap menyerang Taiwan takut jika mantan Presiden Trump terpilih kembali menjadi anggota Gedung Putih. REUTERS/Brendan McDermid/Pool


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Seorang pakar pertahanan Taiwan mengatakan, Pemerintah China yang siap menyerang Taiwan "takut" jika mantan Presiden Trump terpilih kembali menjadi anggota Gedung Putih.

Mengutip Fox News, Ming-Shih Shen, direktur divisi keamanan nasional Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, mengatakan Partai Komunis China yang berkuasa di Beijing kemungkinan besar memandang kebijakan Presiden Biden terhadap China lebih moderat dibandingkan kebijakan Trump.

“Jika sikap China adalah menjaga stabilitas dan perdamaian di Selat Taiwan dan meningkatkan hubungan antara Amerika Serikat dan China, maka hal tersebut tidak menjadi masalah,” kata Shen. 

Dia menambahkan, “Tetapi jika China (menunjukkan) meningkatkan sikap agresifnya, saya pikir China (akan lebih) takut kepada Trump daripada Biden.”

Shen mengatakan Trump dipandang memiliki respons yang "sangat kuat" terhadap kemungkinan invasi China ke Taiwan. Namun, menurut Shen, bukan hanya Trump sendiri yang melakukan hal tersebut, namun juga para pejabat di lingkungannya.

Termasuk di dalamnya adalah tokoh garis keras China seperti mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Matthew Pottinger, yang bertugas di Dewan Keamanan Nasional era Trump.

Baca Juga: China: Prospek Reunifikasi Damai dengan Taiwan Terkikis oleh Kekuatan Eksternal

China memberikan sanksi kepada 28 anggota pemerintahan Trump pada hari yang sama ketika Biden mengambil alih Gedung Putih pada Januari 2021, termasuk Pompeo dan Pottinger, dengan menuduh mereka telah “melanggar kedaulatan China”.

I-Chung Lai, dari lembaga pemikir Taiwan The Prospect Foundation, mengatakan kepada Fox News Digital bahwa Taiwan memiliki "penghargaan" atas cara Trump dan Biden menangani situasi antara Taiwan dan China.

Namun, ia mencatat bahwa ada perluasan hubungan AS-Taiwan yang signifikan di bawah kepemimpinan Trump.

“Kami menyadari bahwa pada masa Trump, ketika ia menjadi presiden pada tahun 2016, seluruh kebijakan dari waktu ke waktu telah mengalami perubahan mendasar, begitu pula kebijakan terhadap China, dan sebenarnya menjadi lebih baik bagi Taiwan,” kata Lai. 

Menurut Lai, di bawah kepemimpinan Trump juga, AS mulai mengirim kapal secara teratur melalui Selat Taiwan, yang sangat membantu mengatasi masalah keamanan Taiwan.

Baca Juga: Menteri Pertahanan AS Mengalihkan Fokus ke Risiko Konflik ke Tiongkok, China Marah

“Banyak orang di sini, mereka sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Presiden Trump terhadap Taiwan, namun mereka juga menyatakan apresiasi serupa atas apa yang dilakukan pemerintahan Biden untuk Taiwan,” lanjutnya.




TERBARU
Kontan Academy
FREE WEBINAR - Bongkar Strategi Viral Digital Marketing Terbaru 2025 FREE WEBINAR - The Psychology of Selling

[X]
×