kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pakar Pertahanan Taiwan: China Takut Trump Memenangkan Pemilu Lagi


Selasa, 04 Juni 2024 / 08:44 WIB
Pakar Pertahanan Taiwan: China Takut Trump Memenangkan Pemilu Lagi
ILUSTRASI. Seorang pakar pertahanan Taiwan mengatakan, Pemerintah China yang siap menyerang Taiwan takut jika mantan Presiden Trump terpilih kembali menjadi anggota Gedung Putih. REUTERS/Brendan McDermid/Pool


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Namun, lanjut Lai, pernyataan Trump yang lebih bombastis juga telah membuat masyarakat Taiwan gelisah.

Dia merujuk pada pernyataan Trump tahun lalu yang mengklaim industri semikonduktor Taiwan "mencuri" lapangan kerja dari AS.

“Itu adalah kata-kata yang sedikit mengkhawatirkan kami,” kata Lai.

Trump melontarkan komentar tersebut setelah pemerintahan Biden mencapai kesepakatan dengan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., Ltd untuk memperluas operasinya ke Arizona. 

Departemen Perdagangan Biden menandatangani kesepakatan senilai US$ 6,6 miliar, yang diperkirakan akan menciptakan lebih dari 25.000 lapangan kerja baru di bidang manufaktur dan konstruksi, pada bulan April lalu.

Bagaimana jika Biden menang?

Namun hal itu tidak berarti para pemimpin China akan menyambut baik kemenangan Biden.

Mengutip laporan CNN yang dirilis Maret 2024 lalu, presiden saat ini secara luas dipandang di China sebagai operator yang lebih berkepala dingin yang tertarik pada stabilitas global sehingga membuatnya bersedia bekerja sama dengan Beijing di beberapa bidang. 

Baca Juga: Presiden Taiwan Kembali Sampaikan Niat Baik Setelah Latihan Militer China

Biden juga lebih akrab dengan Xi sendiri, yang telah bertemu dengan presiden tersebut selama lebih dari satu dekade, termasuk ketika mereka berdua menjabat sebagai wakil presiden.

Keduanya baru-baru ini duduk bersama pada bulan November untuk menghadiri pertemuan puncak yang mencapai tujuan yang diharapkan yaitu menstabilkan hubungan, termasuk memperbaiki jalur komunikasi militer tingkat tinggi yang terputus.

Namun, menurut para pengamat, Biden telah memicu kekecewaan besar di kalangan komunitas kebijakan luar negeri di China setelah menjabat. Sebab, Biden sebagian besar masih mempertahankan tarif era Trump  dan kemudian menambahkan serangkaian kebijakan yang bertujuan untuk mencegah teknologi tinggi dan pendanaan Amerika masuk ke negara tersebut karena bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan militer dan teknologi China. 

Baca Juga: China Siapkan Armada Feri untuk Serang Taiwan

Para analis menilai, pengendalian ini, telah berdampak signifikan terhadap ekosistem semikonduktor Tiongkok dan perkembangannya untuk saat ini.

Dorongan teknologi tinggi China berasal dari beberapa faktor, termasuk tujuan menyeluruh Xi yaitu “peremajaan nasional” untuk menjadikan China makmur di dalam negeri dan menjadi kekuatan dominan secara global. 

Namun para analis mengatakan dampak dari pengendalian yang dilakukan pemerintahan Biden – dan prospek lebih banyak dampak di masa depan – telah meningkatkan urgensi upaya ini.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×