kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi virus corona menjadi penyebab pendapatan maskapai global anjlok


Minggu, 15 Maret 2020 / 19:23 WIB
Pandemi virus corona menjadi penyebab pendapatan maskapai global anjlok
ILUSTRASI. American Airlines dan Virgin Atlantic . Photographer: Simon Dawson/Bloomberg


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisaris Utama maskapai penerbangan Virgin Atlantic Peter Norris dikabarkan bakal menulis surat kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari Senin (16/3) mendatang. Dalam artikel yang dimuat Reuters, Minggu (15/3) Norris mengatakan industri penerbangan negara tersebut membutuhkan dukungan darurat pemerintah senilai 7,5 miliar pound atau sekitar US$ 9,2 miliar.

Hal tersebut merupakan insentif dari adanya risiko hilangnya puluhan ribu pekerjaan di industri penerbangan, menurut laporan dari Sky News yang dirilis Sabtu (14/3). Surat tersebut juga akan melingkupi permintaan agar pemerintah Inggris memberikan insentif keringanan bagi perusahaan maskapai penerbangan yang memiliki fasilitas kredit.

Baca Juga: Pasangan EUR/GBP diprediksi melanjutkan tren bullish

Sebab, dalam kondisi ekonomi yang serba loyo dan permintaan penerbangan yang sepi akibat pandemi corona (Covid-19), maskapai penerbangan bakal menghadapi periode potensial penurunan pendapatan.

Prediksi penurunan pendapatan maskapai penerbangan ini terjadi secara global. Apalagi hampir seluruh maskapai telah merasakan penurunan penumpang yang drastis. Misalnya saja, British Ariways yang telah memangkas 432 penerbangan dari periode 16 Maret hingga 28 Maret 2020 ini. Termasuk, penerbangan dari London, New York dan beberapa wilayah di Eropa termasuk Italia, Prancis dan Jerman. Begitu pula Ryanair, salah satu maskapai terbesar di Eropa berencana untuk memangkas seperempat dari rata-rata penerbangan hariannya pada periode 17 Maret-8 April 2020.

Dari beberapa contoh tersebut, bisa dipastikan pendapatan maskapai penerbangan bakal merosot. Menurut International Air Transport Association (IATA) pada tahun ini diproyeksikan dalam dua pekan terakhir ada penurunan pendapatan hingga US$ 30 miliar secara global di bisnis ini. Kabar buruk ini terus berlanjut, mengingat pandemi corona telah meluas ke beberapa negara di dunia.

Direktur Jenderal IATA Alexandre de Juniac mengatakan, mayoritas penurunan tersebut disebabkan oleh merosotnya jumlah penerbangan dari dan ke wilayah di Asia. "Kami meminta para regulator di dunia untuk membantu industri dalam kondisi darurat ini," katanya dalam artikel yang dimuat TheGuardian, (2/3) lalu.

Baca Juga: Terburuk setelah Italia, Spanyol lakukan lockdown sebagian akibat corona

Salah satu contoh maskapai yang terdampak virus corona yakni Air France yang diproyeksikan akan kehilangan pendapatan hingga US$ 200 juta sampai dengan akhir Mei 2020. Namun, dengan kondisi seperti sekarang jumlah kerugian tersebut diperkirakan bisa saja bertambah besar.

Meski berbagai stimulus telah diberikan, bahkan hingga penurunan harga tiket rupanya belum banyak membantu. Praktis, bisa saja maskapai penerbangan kecil di tahun ini menurut analis aviasi Andrew Charlton kesulitan untuk bertahan.

Perusahaan yang terancam bangkrut yakni Flybe dari Inggris. Semuanya akibat banyaknya penerbangan yang batal karena virus corona. Mengutip Reuters (5/3) lalu, virus ini memperburuk arus keuangan perusahaan setelah sebelumnya gagal mendapatkan pinjaman negara sebesar 100 juta poundsterling.

Baca Juga: Di tengah pandemi corona, Erick Thohir: Layanan BUMN tetap berjalan seperti biasa

Misalnya saja di wilayah Asia, maskapai penerbangan andalan Vietnam yakni Vietnam Airlines menegaskan pihaknya sangat terpukul dengan adanya penyebaran virus corona dari segi pendapatan. Merujuk vietnamnews, diprediksi perusahaan ini akan mengalami penurunan pendapatan hingga 16% atau sekitar US$ 538 juta di tahun ini. 

Bagaimana tidak, dampak Covid-19 dinilai telah mengurangi lebih dari 20.000 penerbangan domestik dan internasional di Vietnam. Dan faktanya, beberapa pilot asing pun memutuskan untuk mengambil cuti di tengah situasi seperti sekarang.

IATA memang mengatakan, lalu lintas penumpang di wilayah Asia-Pasifik telah menurun 8,2% di awal tahun ini. Jauh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang diprediksi bisa naik 4,8%.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×