Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Investor telah menunggu tanggal 15 Desember sebagai titik puncak untuk pasar saham. Mereka berharap, AS dan China akan mencapai kesepakatan perdagangan tahap pertama dan pasar saham kemudian akan melejit lebih tinggi. Dengan demikian, akhir tahun ini akan diakhiri dengan peningkatan bulan Desember.
Akan tetapi, pernyataan Presiden Donald Trump pada Selasa (3/12) bahwa ia dapat menunggu sampai setelah pemilihan umum tahun depan untuk kesepakatan dagang semakin menambah kegelisahan yang berkembang. Apalagi perundingan perdagangan tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan baru.
Sejak pernyataan Trump itu, pasar saham terpukul keras di mana indeks Dow Jones turun 278 poin atau 1% menjadi 27.503, melampaui penurunan 268 poin pada Senin.
Baca Juga: Beri perlawanan soal UU Xinjiang, ini yang bisa dilakukan China ke AS
15 Desember adalah tanggal di mana tarif barang lain senilai US$ 156 miliar akan diberlakukan. Para ekonom menilai, tarif ini berpotensi paling merusak, karena mereka langsung menargetkan barang-barang konsumen.
“Saya pikir investor menggunakan 15 Desember sebagai barometer. Mungkin ini barometer paling murni dan paling sederhana, untuk melihat apakah ada kemajuan. Jika tidak, kami mungkin akan pincang di sisa tahun ini," kata Jack Ablin, kepala investasi di Cresset Wealth Advisors kepada CNBC.
Beberapa pedagang memandang komentar Trump sebagai taktik tawar-menawar. Namun, tindakan presiden selama beberapa hari terakhir telah mengirimkan pengingat bahwa ia berniat untuk bermain keras di perdagangan, tidak hanya dengan China tetapi dengan mitra dagang lainnya, setelah ancaman tarif baru di Brasil, Argentina dan Prancis.
Baca Juga: Bursa Asia menghijau di tengah kebingungan seputar perdagangan AS-China
"Itulah sebabnya pasar mulai mengatur ulang harapan mereka," kata Daniel Deming, direktur pelaksana di KKM Financial seperti yang dikutip dari CNBC. "Apakah ini hanya bagian dari permainan atau ini sesuatu yang akan mereka perjuangkan?"