kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.254   -26,00   -0,16%
  • IDX 7.005   61,45   0,88%
  • KOMPAS100 1.020   9,19   0,91%
  • LQ45 779   10,37   1,35%
  • ISSI 230   -0,09   -0,04%
  • IDX30 401   6,24   1,58%
  • IDXHIDIV20 465   9,72   2,14%
  • IDX80 115   1,11   0,98%
  • IDXV30 116   1,36   1,19%
  • IDXQ30 129   1,78   1,39%

Pasar Saham dan Mata Uang Asia Menguat, Investor Abaikan Tarif Baru AS


Kamis, 10 Juli 2025 / 12:01 WIB
Pasar Saham dan Mata Uang Asia Menguat, Investor Abaikan Tarif Baru AS
ILUSTRASI. Pasar saham di negara berkembang Asia bergerak naik pada Kamis (10/7), dipimpin oleh Korea Selatan.. REUTERS/Kim Soo-hyeon


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID. Pasar saham di negara berkembang Asia bergerak naik pada Kamis (10/7), dipimpin oleh Korea Selatan.

Seiring investor memilih mengabaikan langkah tarif terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan bertaruh bahwa skenario tarif paling merusak tidak akan terwujud.

Indeks MSCI untuk saham negara berkembang Asia tercatat menguat tipis, didorong oleh kenaikan saham di Korea Selatan dan Taiwan masing-masing sebesar 1% dan 0,5%.

Baca Juga: Menko Airlangga Bertemu Pejabat AS, Bahas Kelanjutan Negosiasi Tarif Resiprokal

Sementara itu, sub-indeks saham negara-negara ASEAN melonjak ke level tertinggi dalam sepekan.

“Investor menilai peringatan Trump bahwa tidak akan ada perpanjangan tenggat waktu tarif setelah 1 Agustus hanyalah retorika dagang,” tulis analis DBS dalam risetnya.

Pelaku pasar kini menantikan perkembangan dari negosiasi antara negara berkembang dan AS, terutama selama kunjungan pertama Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio ke Asia dalam rangka KTT ASEAN di Kuala Lumpur hari ini.

Di pasar mata uang, hampir seluruh mata uang Asia berhasil rebound seiring dolar AS melemah dari posisi tertingginya dalam dua pekan terakhir.

“Surat tarif dari AS memang memberi tekanan pada mata uang Asia, tetapi reaksinya jauh lebih tenang dibandingkan pada April lalu,” ujar Lloyd Chan, analis mata uang senior di MUFG.

Baca Juga: Bank Sentral Korea Pertahankan Suku Bunga, Ingatkan Ketidakpastian Akibat Tarif AS

Chan menambahkan bahwa arah kebijakan suku bunga The Fed akan lebih menentukan prospek dolar AS ke depan.

“Perdagangan short USD tampaknya sudah terlalu padat dari sisi positioning,” jelasnya.

Peso Filipina memimpin penguatan dengan naik 0,4% terhadap dolar AS. Sementara dolar Singapura, won Korea Selatan, dan rupiah Indonesia juga menguat hingga 0,3%.

Ringgit Malaysia naik ke level 4,2450 per dolar, mematahkan tren pelemahan selama tiga sesi berturut-turut.

Bank sentral Malaysia diketahui memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam lima tahun pada Rabu kemarin, dengan alasan risiko pertumbuhan akibat tekanan dagang global.

Baca Juga: Trump Tetapkan Tarif 50% untuk Tembaga Mulai 1 Agustus

“Ringgit mungkin akan menghadapi tekanan jangka pendek akibat kebijakan tarif. Namun, ketahanan makro domestik dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September mendukung proyeksi kami bahwa USD/MYR akan turun ke 4,11 pada akhir 2025,” tambah Chan.

Di Amerika Latin, peso Meksiko menguat tipis namun masih di bawah level tertingginya sejak pertengahan Agustus 2024.

Sementara real Brasil anjlok lebih dari 2% pada perdagangan semalam setelah Trump mengumumkan rencana tarif 50% terhadap semua impor dari Brasil.

Di pasar saham Asia, indeks acuan Singapura mencetak rekor tertinggi untuk ketujuh kalinya secara beruntun.

Kuatnya arus masuk investor ke sektor industri, telekomunikasi, dan perbankan mendorong indeks naik hampir 3% sepanjang bulan ini, serta lebih dari 20% sejak penurunan pada awal April.

Baca Juga: IHSG Menguat di Awal Perdagangan Kamis (10/7), Bursa Asia Cenderung Variatif

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia juga naik ke level tertinggi dalam tiga pekan, mencatatkan reli empat hari berturut-turut.

Kinerja tersebut ditopang oleh saham perbankan besar seperti Bank Central Asia dan Bank Rakyat Indonesia yang masing-masing naik lebih dari 1% dan 3%.

Sebaliknya, saham Malaysia melemah untuk hari keempat berturut-turut dan berada di level terendah sepekan. Saham Filipina juga tercatat menurun tipis.

Selanjutnya: BTN Relokasi Kantor Cabang Kupang, Ini Alasannya

Menarik Dibaca: LLV Jalin Kolaborasi dengan Hong Kong Science and Technology Parks Corporation




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×