kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Pasar Tenaga Kerja AS Menguat, Aksi Jual di Pasar Obligasi Global Terjadi


Senin, 11 Desember 2023 / 14:06 WIB
Pasar Tenaga Kerja AS Menguat, Aksi Jual di Pasar Obligasi Global Terjadi
ILUSTRASI. Pasar obligasi dilanda aksi jual saat pasar tenaga kerja AS menyusut


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menguat di luar dugaan pada bulan November 2023. Hal ini tercermin dari kenaikan non-farm payrolls menjadi 199.000, dari 150.000 pada bulan sebelumnya dan penurunan tingkat pengangguran menjadi 3,7%, dari 3,9% pada Oktober 2023.

Hasil ini meningkatkan peluang perekonomian AS untuk mencatatkan soft landing pada semester 1 2024. Sementara itu, ekspektasi pasar terhadap kemungkinan dovish pivot Federal Reserve (The Fed) di kuartal I-2024 memudar dan bergeser menjadi kuartal II-2024, tepatnya di bulan Mei.

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan, perbaikan pasar tenaga kerja AS memicu aksi jual di pasar obligasi global. Hal ini terlihat dari kenaikan yield US Treasury tenor 10 tahun sebesar 8 bps menjadi 4,23% dan yield Bund yang naik 9 bps menjadi 2,28%.

Sejalan dengan itu, terjadi penurunan indeks obligasi S&P untuk developed market dan EMBI untuk emerging market masing-masing 0,4% dan 0,3%. Sementara itu, indeks dolar menguat 0,5% menjadi 104. 

Baca Juga: Berikut Ini Sejumlah Faktor Pendorong Kenaikan Cadangan Devisa

Menurut Lionel, kondisi ini akan mendorong terjadinya aksi jual serupa, terutama atas instrumen INDON yang selisihnya dengan US Treasury 10 tahun menipis 9 bps menjadi 97,8 bps. 

"Kami memperkirakan yield obligasi pemerintah (INDOGB) tenor 10 tahun akan melemah menuju rentang 6,65%-6,75% yang diikuti dengan kenaikan yield INDOGB tenor 2 tahun dan 5 tahun ke rentang masing-masing 6,65%-6,75% dan 6,55%-6,65%," tutur Lionel. 

Rupiah juga berpotensi mengalami depresiasi menuju rentang Rp 15.550-Rp 15.650 per dolar AS. Ekspektasi pasar atas dovish pivot The Fed akan kembali diuji besok melalui rilis inflasi CPI AS dengan ekspektasi headline turun tipis menjadi 3,1% yoy dari 3,2% yoy pada Oktober 2023 dan inflasi inti bertahan di 4% yoy.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×