kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pasca Brexit, Menkeu Inggris merayu investor


Selasa, 12 Juli 2016 / 06:10 WIB
Pasca Brexit, Menkeu Inggris merayu investor


Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Tidak ingin kehilangan pamornya di mata investor dunia. Menteri Keuangan Inggris, George Osborne menggelar tur ke sejumlah negara. Dia menjumpai sejumlah investor dan merayu agar tetap bertahan di Inggris.

Maklum, pasca keluar dari Uni Eropa atau Brexit, sejumlah lembaga pemeringkat global memangkas peringkat surat utang Inggris. Akibatnya, sejumlah investor mulai ragu berinvestasi di negara Ratu Elizabeth tersebut.

Demi menjaga kepercayaan investor. Osborne kemudian terbang ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan sejumlah investor di New York. Selain ke Negeri Uwak Sam, Osborne akan berkunjung ke Kanada, Meksiko, China dan Singapura.

Melalui akun Twitter pribadi, Osborne menyatakan bertemu dengan sejumlah eksekutif puncak dari Goldman Sachs Group Inc, JPMorgan Chase and Co. Dia menandaskan keberadaannya di New York untuk meyakinkan Wall Street bahwa negaranya terbuka dengan sejumlah bisnis, termasuk keinginan Inggris lebih dekat dan tetap berdagang dengan AS.

Hasil pertemuannya, kelima bank investasi AS berjanji akan membantu Inggris menjaga posisi teratas sebagai pusat keuangan internasional. Meskipun disebutkan ada satu bank yang mewaspadai ketidakpastian tentang masa depan hubungan perdagangan Inggris Uni Eropa.

Sebelum berkunjung ke AS, Osborne telah lebih dahulu berdiskusi dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Jacob J Lew. Dia juga bertemu dengan Paul Ryan, salah satu anggota DPR AS. Osborne menyatakan harapannya agar para investor AS tetap berada di Inggris.

Pilihan Brexit telah berdampak pada jatuhnya nilai tukar mata uang poundsterling ke posisi terendah terhadap dollar setelah 31 tahun yang lalu. Akibatnya, negara ekonomi terbesar ke lima dunia ini menghadapi tahun ketidakpastian dari sisi perdagangan dan investasi.

Namun Osborne meyakinkan kondisi tersebut adalah tantangan ekonomi yang harus dihadapi Inggris. "Saat ini kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk membuat Inggris tetap menjadi tempat menarik di dunia untuk berbisnis. Kami akan terus menjadi mercusuar bagi perdagangan bebas demokrasi dan keamanan, lebih terbuka ke dunia dari sebelumnya," tandas Osborne seperti yang dikutip Reuters.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×