Sumber: CoinDesk | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin bangkit dan menembus US$ 42.000 pada Senin (10/1), setelah sempat jatuh ke level US$ 40.000 sehari sebelumnya.
Harga Ethereum dan sebagian besar mata uang kripto yang masuk 20 besar daftar cryptocurrency teratas di dunia dari sisi market cap juga naik, meskipun masih turun selama seminggu terakhir.
Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Senin (10/1) pukul 13.32, Harga Bitcoin ada di US$ 42.172,82 atau naik 0,68% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Harga Ethereum di saat yang sama naik 1,32% ke posisi US$ 3.176,52 dan Shiba Inu naik 0,57% menjadi US$ 0,00002861. Sementara harga Terra melonjak 6,79% ke US$ 73,64.
Baca Juga: Pasar Kripto Masih Memerah, Harga 2 Mata Uang Kripto Ini Hijau
Harga Bitcoin dan sebagian besar mata uang kripto turun minggu lalu pasca rilis risalah bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dari pertemuan Desember tahun lalu.
The Fed mengisyaratkan, mereka akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari yang proyeksi sebelumnya.
Harga Bitcoin jatuh ke level US$ 40.505,3 pada Minggu (9/10), level terendah sejak 21 September tahun lalu, sebelum rebound ke level US$ 42.000.
Tetapi, masih belum pasti, apakah pemulihan akan berlangsung karena volume perdagangan spot Bitcoin di bursa terpusat utama pada Senin (10/1) naik tipis, menurut data yang CoinDesk himpun.
Baca Juga: Bitcoin Network Power Slumps as Kazakhstan Crackdown Hits Crypto Miners
Harga Bitcoin turun selama enam hari berturut-turut sebelum akhir pekan, dan penurunan meningkat setelah risalah The Fed.
“Risalah mengonfirmasi bias hawkish yang kuat dengan pasar sekarang memperkirakan peluang 90% dari kenaikan (suku bunga) The Fed pada Maret nanti,” tulis QCP Capital, Senin (10/1), seperti dikutip CoinDesk.
“Dalam gambaran yang lebih besar, sepertinya level tertinggi sepanjang masa Bitcoin dan Ethereum akan tetap dibatasi untuk sebagian besar tahun 2022 sebagai akibat dari pengetatan bank sentral,” ujar QCP Capital.