Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - KYIV. Sebuah pesawat kargo militer AS pada Selasa (25/1) tiba di Bandara Internasional Boryspil, Ukraina, dalam misi pengiriman bantuan militer. Paket ini berisi rudal anti-tank Javelin, peluncur roket, serta perangkat keras militer lainnya.
Pengiriman Selasa merupakan yang ketiga dari AS dalam program paket keamanannya ke Ukraina, yang nilainya mencapai US$ 200 juta. Bantuan ini dikirimkan untuk mendukung Ukraina yang bersiap menghadapi kemungkinan serangan militer Rusia.
Kehadiran roket Javelin dan kelengkapannya disambut baik oleh Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov. Melalui akun Twitter pribadinya, Reznikov juga tampak antusias menunggu kedatangan paket keempat.
Baca Juga: Angkatan Laut Rusia Siap Gelar Latihan Skala Besar, 140 Kapal Perang Bakal Diturunkan
"Javelin ada di Kyiv! Kargo baru bantuan keamanan - peluncur & rudal - dengan berat total sekitar 80 ton. Kami mengharapkan kedatangan yang ke-4 dari kawanan ini segera. Terima kasih kepada mitra strategis kami," ungkap Reznikov, seperti dikutip Reuters.
Dalam sepekan terakhir, Ukraina telah menerima banyak bantuan pertahanan dari AS dan mitranya di NATO, meski bukan anggota pakta pertahanan itu.
Pada Senin (24/1), NATO mengatakan, pihaknya sudah menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat Eropa Timur dengan lebih banyak kapal perang dan jet tempur.
Di waktu yang bersamaan, Departemen Pertahanan AS mengumumkan, sekitar 8.500 tentara Amerika ada dalam keadaan siaga dan siap menunggu perintah untuk bertolak ke Ukraina jika Rusia menyerang.
Baca Juga: Kirim Senjata Anti-Tank ke Ukraina, Inggris: Ini Tidak akan Mengancam Rusia
Presiden AS Joe Biden telah berkomitmen untuk memberikan dukungan terhadap Ukraina jika invasi benar-benar terjadi di masa depan. Tahun lalu, AS bahkan menggelontor dana lebih dari US$ 650 juta ke Ukraina untuk kebutuhan pertahanan dan keamanan.
Dengan tambahan itu, maka jumlah total bantuan militer AS ke Ukraina sejak aneksasi Krimea tahun 2014 telah mencapai US$ 2,7 miliar.
Pekan lalu, Inggris juga mulai mengirimkan senjata anti-tank ke negara pecahan Uni Soviet tersebut. Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace pada Senin (17/1) menyatakan, Inggris telah mengambil keputusan untuk memasok Ukraina dengan sistem senjata pertahanan anti-armor ringan.
Bersamaan dengan pengiriman senjata anti-tank pada Senin pekan lalu, Inggris juga mengerahkan sejumlah kecil tentara untuk memberikan pelatihan singkat. Namun, Wallace tidak memerinci berapa jumlah dan jenis senjata anti-tank yang Inggris kirim ke Ukraina.