Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Dua hari setelah menteri pertahanan India dan China bertemu di Moskow, dan dua hari sebelum pertemuan yang dijadwalkan antara para menteri luar negeri, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) pada Senin malam menuduh pasukan India secara ilegal melintasi Garis Kontrol Aktual di pantai daerah Gunung Dewa Pao.
"Ini adalah provokasi militer yang serius .. dengan sifat yang sangat buruk," kata juru bicara Komando Teater Barat PLA Kolonel Zhang Shuili seperti yang dilansir dari Times of India.
Belum ada tanggapan India terhadap pernyataan PLA.
"Selama operasi, tentara India secara terang-terangan menembakkan ancaman kepada personel patroli penjaga perbatasan China yang telah membuat perwakilan, dan penjaga perbatasan China dipaksa untuk mengambil tindakan balasan untuk menstabilkan situasi," kata juru bicara itu.
Baca Juga: China: Ketegangan di perbatasan sepenuhnya salah India
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertahanan China dan India mengadakan pertemuan di Moskow dalam upaya menurunkan ketegangan di sepanjang perbatasan mereka di wilayah timur Ladakh.
Melansir People's Daily, dalam pertemuan pada hari Jumat, Penasihat Negara dan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe, mendesak India untuk secara ketat mematuhi serangkaian kesepakatan yang dicapai antara kedua belah pihak. Yakni: menahan diri dari provokasi pada Garis Kontrol Aktual saat ini, menahan diri dari tindakan yang dapat menyebabkan situasi memanas, dan menahan diri dari membesar-besarkan dan menyebarkan informasi negatif.
Baca Juga: Makin membara, India peringatkan China soal penculikan warganya di perbatasan
"Militer China bertekad penuh, mampu dan percaya diri dalam menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial," kata Wei di sela-sela pertemuan para menteri pertahanan Organisasi Kerjasama Shanghai di Moskow. Organisasi tersebut terdiri dari China, India, Pakistan, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Uzbekistan.
People's Daily memberitakan, ini adalah pembicaraan tatap muka tingkat pertama dan tertinggi antara keduanya setelah bentrokan perbatasan baru-baru ini. Menteri luar negeri dan pejabat lain dari kedua negara telah berbicara melalui telepon sejak terjadi kebuntuan pada bulan Mei.