Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Paus Fransiskus mempertegas kecamannya terhadap aksi Israel di Jalur Gaza setelah doa Angelus mingguannya hari Minggu (22/12). Kecaman tersebut tentu saja dikritik Israel.
Dalam pesannya, Paus menyesalkan serangan udara Israel yang menewaskan tujuh anak dari satu keluarga pada hari Jumat pekan lalu.
Paus secara khusus menyoroti kekejaman pasukan Israel yang terus menembaki anak-anak serta melakukan pemboman di sekolah dan rumah sakit.
"Kemarin anak-anak dibom. Ini kekejaman, ini bukan perang," kata Paus, dikutip CNA.
Sejak tahun 2013, Vatikan telah mengakui Negara Palestina sekaligus menjalin hubungan diplomatik dengannya. Vatikan juga mendukung solusi dua negara atas masalah yang terjadi di sana.
Paus Fransiskus telah secara konsisten menyerukan perdamaian sejak dimulainya serangan Israel ke Jalur Gaza lebih dari 14 bulan lalu.
Baca Juga: Sakit Flu Parah, Paus Fransiskus akan Pimpin Doa Angelus secara Online
Ditanggapi Sinis oleh Israel
Seperti biasa, Israel selalu merespons teguran dengan memberikan serangan balik. Israel masih menganggap pihaknya adalah korban dari aksi terorisme.
Tidak hanya itu, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel bahkan menyebut komentar Paus Fransiskus sebagai sebuah intervensi yang salah sasaran, karena dianggap tidak mencerminkan konteks sebenarnya.
"Intervensi (Paus) Fransiskus sangat mengecewakan karena tindakan tersebut tidak mencerminkan konteks sebenarnya dan faktual perjuangan Israel melawan terorisme, perang multi-front yang dipaksakan padanya mulai tanggal 7 Oktober," kata sang juru bicara.
Israel juga merasa bahwa pihaknya adalah korban, dengan mengingatkan bahwa banyak warga Israel yang tewas dan menjadi sandera dari Hamas.
Baca Juga: Israel Berencana Melipatgandakan Populasi di Wilayah Golan yang Diduduki
"Cukup dengan standar ganda dan diskriminasi terhadap negara Yahudi dan rakyatnya. Kekejaman adalah teroris yang bersembunyi di balik anak-anak ketika mencoba membunuh anak-anak Israel. Kekejaman adalah menyandera 100 orang selama 442 hari, termasuk bayi dan anak-anak, oleh teroris dan menyiksa mereka," kata pihak Israel, melalui akun resmi Kementerian Luar Negeri Israel di X, @IsraelMFA.
Badan penyelamatan pertahanan sipil Gaza melaporkan, serangan udara Israel telah menewaskan 10 anggota keluarga pada hari Jumat di bagian utara wilayah tersebut, termasuk tujuh anak-anak.
Pihak Israel berdalih, mereka menyerang beberapa teroris yang beroperasi di sebuah bangunan militer milik organisasi teroris Hamas dan menimbulkan ancaman terhadap pasukan Israel (IDF) yang beroperasi di wilayah tersebut.
Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 45.259 warga Palestina telah terbunuh oleh serangan Israel sejak Oktober 2023. Mayoritas dari mereka adalah warga sipil.
Tonton: Rezim Anti Israel di Timur Tengah Hampir Punah, Bashar al-Assad di Suriah Digulingkan