kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

PBB: Biaya tinggi, dunia segera menghindari globalisasi


Minggu, 17 Mei 2020 / 20:10 WIB
PBB: Biaya tinggi, dunia segera menghindari globalisasi
Para pemimpin dunia dan delegasi dari 193 negara anggota menghadiri sesi Debat Umum di Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di New York, Amerika Serikat, Selasa (19/9). ANTARA FOTO


Reporter: Bidara Pink | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. Berdamai dengan Covid-19 berarti menunjukkan pandemi Covid-19 belum tuntas. Jika ini terjadi, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memprediksi bakal terjadi pembengkakan biaya ekonomi yanga tinggi. Efeknya, ke depan bisa berpotensi mengubah pola globalisasi dan perdagangan antar negara.

Menurut Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB atau United Nations Department of Economic and Social Affairs (UN DESA), banyak negara mulai mengurangi ketergantungan dengan negara lain dan memperpendek rantai pasokan untuk mencegah penularan Covid-19. 

"Ini juga untuk mempertimbangakan biaya menghindari Covid-19 yang terlalu tinggi ketimbang manfaat dari berhubungan dengan negara lain,” tulis Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB dalam laporan berjudul World Economic Situation and Prospects as of mid-20 (14/5).

Baca Juga: Kian memanas, China sebut AS punya utang iuran ke PBB US$ 2 miliar

Jadi tanpa vaksin corona, aktivitas ekonomi bakal terus berlanjut. Namun tentu dengan pergerakan yang masih terbatas.

Baca Juga: PBB: Kunjungan wisatawan bisa ambles hingga 30% akibat Corona

Efeknya adalah tingkat konsumsi dan investasi di banyak negara bakal tertekan. Lantaran masih tingginya tingkat kehati-hatian antar individu, termasuk juga masih adanya rasa takut terkena corona. Yang lebih parah, bakal ada rasa tidak percaya dan prasangka dari orang yang satu ke yang lainnya. Tak cuma individu, tapi juga komunitas bahkan hubungan antar negara.

Situasi ini membuat beberapa gaya hidup baru muncul. Misalnya permintaan layanan online bakal melonjak drastis. Sebaliknya, permintaan yang melibatkan interaksi langsung seperti makan di restoran, bioskop, serta pariwisata akan menurun tajam. 

"Krisis Covid-19 ini memang menunjukkan bahwa kesehatan masyarakat dan kegiatan ekonomi itu sangat berkaitan. Semakin lama ketidakpastian berlangsung, maka semakin sulit ekonomi kembali ke lintasan normal sebelum krisis," tulis UN DESA dalam catatannya.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×