Sumber: BBC |
ROMA. Sekjen PBB, Ban Ki-moon memperingatkan krisis yang terjadi di semenanjung Korea bisa menjadi tidak terkendali. Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) masih saja saling adu urat.
Dia kembali mendesak Korea Utara untuk menurunkan retorika provokatif dan tetap membuka kompleks industri Kaesong yang dikelola bersama antara Korut dan Korsel.
"Jika sebuah insiden kecil terjadi karena salah perhitungan dan penilaian, maka itu akan menciptakan situasi yang tidak terkendali," ujar Ban saat berbicara kepada wartawan di Roma, Italia.
Ban juga mengatakan Kaesong yang menjadi contoh sukses kerja sama antara Utara dan Selatan harus tetap dibuka.
"Tempat ini seharusnya tidak boleh terpengaruh oleh berbagai keputusan politik. Ini merupakan tempat yang murni ekonomi."
Pada hari Selasa karyawan asal Korea Utara tidak datang bekerja ke Kaseong dan membuat sejumlah proyek kerja sama antara Utara dan Selatan berhenti.
Peringatkan warga asing
Pada Selasa (9/4) Korut juga kembali memperingatkan warga asing di Korsel untuk meninggalkan negara itu.
Komite Perdamaian Asia Pasifik di Pyongnyang mengatakan situasi di semenanjung Korea sedang menuju perang nuklir.
"Jika perang terjadi kami tidak ingin warga asing yang tinggal di Korsel terluka," bunyi pernyataan mereka.
Mereka juga mendesak semua lembaga, perusahaan dan turis asing melakukan langkah evakuasi.
Peringatan serupa pernah disampaikan pada hari Jumat pekan lalu. Saat itu Pyongyang mengatakan mereka tidak lagi bisa menjamin keselamatan staf kedutaan asing di negara itu saat perang terjadi.
Hari ini adalah batas tenggat waktu yang diberikan Korea Utara bagi perwakilan asing menarik staf dan warga negara mereka dari dua Korea.