Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
MOSCOW. Ketegangan antara dua negara bersaudara, Korea Utara dan Korea Selatan, semakin memanas. Terkait hal itu, Korea Utara meminta Rusia dan negara lainnya untuk mempertimbangkan untuk mengevakuasi diplomat mereka dari ibukota. Korut mengingatkan, kedutaan tak bisa dilindungi jika terjadi konflik sewaktu-waktu.
Menurut Juru Bicara Kedutaan Rusia Denis Samsonov di Pyong Yang, kemarin (6/4), Menteri Luar Negeri Korut bertemu dengan Duta Besar Rusia Alexander Timonin untuk menyampaikan pesan tersebut.
Diplomat Rusia di Pyong Yang bilang, saat ini tidak ada ketegangan apapun yang terjadi di ibukota tersebut. Kedutaan Rusia belum mengambil keputusan apapun terkait hal tersebut. Saat ini, setidaknya ada sekitar 100 orang yang bekerja di Kedutaan Rusia.
Selain Rusia, Kedutaan Inggris juga mendapat pesan serupa. Menurut Kementrian Luar Negeri Inggris di London, Korut tidak mampu menjamin keamanan diplomat asing jika konflik pecah mulai 10 April mendatang. Meski demikian, hingga saat ini, Inggris belum memiliki rencana apapun untuk menarik para staf diplomat mereka.
"Kami sudah berkonsulasi dengan partner internasional mengenai perkembangan terbaru ini. Belum ada keputusan yang diambil. Kami juga belum ada rencana menarik para diplomat kami," jelas Kementrian Luar Negeri Inggris.
Sementara itu, menanggapi langkah Korut, Juru Bicara Departemen Dalam Negeri AS Victoria Nuland di Washington menegaskan, peringatan Korut terhadap diplomat asing merupakan bagian dari pernyataan retorika semata. "Kita semua tahun bahwa rezim dan situasi yang berkembang sekarang tidak dapat diprediksi," jelasnya.
"Meski AS sudah mengambil sejumlah kebijakan untuk mempertahankan AS dan aliansinya, AS masih membuka pintu jika Korut mau mempertimbangkan pilihan lain," jelas Nuland.