Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PERTH. Pemerintah Negara Bagian Australia Barat mendesak pemerintah pusat di Canberra untuk berhenti memusuhi China, yang notabene merupakan mitra dagang utama Australia.
Perdana Menteri Australia Barat Mark McGowan menyampaikan pesannya tersebut saat menghadiri konferensi industri minyak dan gas terbesar di Australia yang berlangsung di Perth, Selasa (15/6).
"Ini bukan tentang tunduk atau menyerah kepada negara lain. Perlu ada pengaturan ulang dalam hubungan itu (Australia-China)," ungkap McGowan, seperti dikutip Reuters.
Hubungan antara Australia dan China semakin memburuk tahun lalu ketika Canberra menyerukan penyelidikan independen tentang asal-usul virus corona. Beijing membalasnya dengan kebijakan perdagangan yang berdampak pada industri batubara hingga lobster negeri kanguru.
Sebenarnya, keretakan hubungan kedua negara sudah mulai terlihat pada 2018 ketika Australia melarang perusahaan teknologi China, Huawei, untuk menyediakan layanan internet 5G di benua biriu terang.
Baca Juga: Biden galang dukungan lawan China dan Rusia: NATO sangat penting bagi AS
Melihat besarnya ketergantungan antara kedua negara, McGowan meminta pemerintah federal untuk menghentikan pembicaraan tentang konflik dan pembalasan perdagangan terkait China.
"Bagaimana kita bertindak sembrono terhadap hubungan perdagangan yang telah mendanai dan mendorong kemakmuran kepada bangsa kita?" kata McGowan.
Komentar McGowan tak lepas dari pernyataan para pemimpin G7 yang mengutuk China atas berbagai masalah. Perdana Menteri Australia Scott Morrison turut hadir pada KTT G7 di Inggris sebagai tamu untuk membahas keamanan Indo-Pasifik.
McGowan memimpin Australia Barat yang menjadi eksportir terbesar Australia, terutama di sektor bijih besi dan gas alam cair (LNG).
Sejauh ini, Australia Barat masih menjalin hubungan perdagangan yang baik dengan China. China disebut sangat bergantung pada bijih besi Australia untuk industri bajanya dan semakin bergantung pada gas untuk pembangkit listrik karena terlihat mengurangi emisi dari batubara.
Reuters mencatat, Australia Barat mengekspor barang senilai A$ 104 miliar (US$ 80 miliar) ke China pada 2020, yang merupakan 71% dari ekspor barang Australia ke China.