Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Pejabat India menyebut China kehilangan sedikitnya 40 tentara dalam bentrokan dengan India di perbatasan mereka yang disengketakan pada minggu ini.
Sejauh ini kedua negara yang memiliki senjata nuklir tersebut masih terkunci dalam konfrontasi di garis depan pada hari Minggu.
Baca Juga: Konflik militer China dengan Jepang bisa meletus gara-gara Kepulauan Senkaku
Dilansir dari Reuters, China belum mengatakan apa-apa tentang kerugian dalam pertempuran yang terjadi di Lembah Galwan yang sangat diperebutkan di Himalaya barat tersebut.
Sementara pihak India mengklaim ada 20 tentara mereka yang terbunuh dan sedikitnya 76 tentara lain ikut terluka.
"Jika 20 orang mati syahid di pihak kami (India), maka akan ada setidaknya dua kali lipat korban di pihak mereka (China)," kata VK Singh Menteri Transportasi India, kepada TV News24 dalam sebuah wawancara yang disiarkan Sabtu malam.
Singh, yang adalah seorang mantan pejabat militer tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung pernyataannya. Dia mengatakan China secara historis tidak pernah menerima korban perang termasuk dalam konflik pada 1962 dengan India.
Baca Juga: Dikenal dingin dan galak, Kim Yo Jong disiapkan untuk jadi suksesor Kim Jong Un?
Media Global Times yang dikendalikan oleh pemerintah China sebelumnya melaporkan memang ada korban di pihak China. Namun tetapi tidak merinci jumlah korban yang jatuh.
Singh mengatakan bahwa pihak India telah menyerahkan pasukan Tiongkok yang telah tersesat ke wilayah India setelah konflik yang hebat.
Juru bicara Kementerian Pertahanan India Bharat Bhushan Babu menolak untuk mengomentari wawancara Singh.
Baca Juga: Menyebutnya sebagai pedang bermata dua, Trump mendesak perlambatan pengujian Covid-19
Kedua negara sendiri bertukar tuduhan bahwa pihak yang lain telah melanggar perbatasan de facto mereka. Sementara pasukan tetap terkunci dalam pertempuran di beberapa lokasi di sepanjang Garis Kontrol Aktual yang tidak didefinisikan dengan baik, meskipun pembicaraan antara komandan lokal untuk de-eskalasi.