Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
Dua pekan terakhir, kekesalan nampak terpampang jelas di wajah para turis yang melabuhkan kaki di Amerika Serikat (AS). Bagaimana tidak? Semua objek wisata tersohor di AS memberikan pemandangan yang sama. Yakni, papan bertuliskan "Closed". Penutupan objek wisata kian menjadi pemandangan biasa di seluruh pelosok Amerika sejak 1 Oktober kemarin.
Fenomena ini adalah imbas dari perdebatan anggaran di parlemen AS.Singkat cerita, pemerintah yang kehabisan dana terpaksa harus menutup sebagian besar fasilitas publik atau populer disebut shutdown. Di akhir pekan kedua shutdown, ada kabar baik bagi Anda yang berminat menjejakkan kaki di AS. Sebab, sejumlah objek wisata terkenal mulai kembali membuka diri. Misalnya saja kawasan wisata patung Liberty. Turis mulai bisa memasuki kawasan terkenal ini sejak Minggu kemarin (13/10).
Kembalinya patung Liberty ke muka publik atas desakan pemerintah lokal. Andrew Cuomo, Gubernur New York mengatakan, pihaknya telah mencapai kesepakatan bulat dengan pemerintah pusat. "New York akan mengeluarkan dana sebesar U$ 61.600 per hari untuk membuka objek wisata," ujar Cuomo, mengutip The Wall Street Journal.
Pemerintah New York bahkan telah mengalokasikan bujet donasi sebesar US$ 369.000. Dana ini akan digunakan membiayai operasional objek wisata patung Liberty selama sepekan. Selama ini, pemerintah pusat yang bertanggung jawab penuh atas operasional objek wisata. Pemerintahan New York rela merogoh kocek agar tak kehilangan potensi pendapatan dari para pelancong. Catatan dinas pariwisata New York, sebanyak empat juta turis dari seluruh penjuru dunia melancong ke kawasan patung Liberty saban tahunnya.
Ramainya aktivitas pariwisata di kawasan ini telah menyumbang pendapatan daerah sebesar US$ 174 juta saban tahun. Statue Cruises, perusahaan travel yang menjual paket pesiar ke kawasan patung Liberty mengaku kehilangan pendapatan bulanan sebesar 60% karena shutdown. "Ini keputusan tepat. Kami melayani paket pesiar kepada 7.000 hingga 10.000 penumpang setiap hari," ujar Rafael Abreu, Direktur Statue Cruises, mengutip Fox News.
Grand Canyon (Arizona), Mount Rushmore National Memorial dan Rocky Mountain National Park (Colorado) adalah tiga objek wisata lain yang juga kembali beroperasi. Kawasan perbukitan Grand Canyon mulai bisa dikunjungi turis pada Sabtu (12/10) sore waktu setempat. Pemerintah Arizona merogoh kocek US$ 651.000 untuk menopang operasional Grand Canyon selama tujuh hari. Selain kocek pemerintaha, pebisnis juga turut menyumbang dana operasioal ini.
Sementara, Gary Hubert, Gubernur Utah sepakat membayar US$ 1,67 juta untuk membuka 10 situs wisata sekaligus. Dana ini mampu menopang operasional 10 kawasan wisata tersebut hingga 10 hari mendatang. "Taman Nasional dan objek wisata adalah tulang punggung dari perekonomian Utah. Warga Utah sangat dirugikan dari kebijakan shutdown," ujar Herbet.
Layanan Taman Nasional (National Park Service) AS mencatat, sekitar 700.000 turis mengungjungi objek wisata di seluruh pelosok AS. Jika ditotal, pemerintah AS kehilangan pendapatan sebesar US$ 76 juta saban hari. Ini adalah pengeluaran pengeluaran pengunjung setiap hari. Pasca penghentian operasional pemerintah, AS menutup sekitar 401 taman nasional.