Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan
BOSTON. Kakak beradik Tsarnaev, pelaku bom Boston, diduga sudah merencanakan serangan bom lain setelah meledakkan dua bom di lomba lari maraton Boston, Senin (14/4) lalu. Polisi mengambil kesimpulan ini setelah menemukan keduanya memiliki banyak bahan peledak dan amunisi.
Menurut Komisaris Polisi Kota Boston Ed Davis, Tamerlan Tsarnaev, 26 tahun, dan adiknya, Dzhokhar, membawa banyak bahan peledak buatan sendiri yang mereka lemparkan ke aparat. "Kami punya alasan untuk meyakini mereka akan melakuakn serangan lagi, berdasarkan bukti-bukti di lokasi kejadian, bahan peledak dan alat peledak yang belum digunakan dan senjata api yang mereka punya," kata Davis kepada CNN, Ahad (20) waktu Boston.
Cuma, Davis mengaku tidak tahu target lain yang sudah diincar dua pelaku. Yang jelas, polisi menemukan senjata dan ratusan amunisi. Selain itu, polisi juga menemukan bahan-bahan peledak serta bom yang belum diledakkan tercecer di jalanan Watertown. Bom juga ditemukan di dalam mobil yang mereka bajak.
Aparat keamanan menduga mereka membeli bahan-bahan dan alat peledak di Boston dan daerah sekitarnya. Cuma. polisi tengah melacak dari mana mereka memperoleh senjata api. Penyelidikan polisi menemukan, kedua kakak beradik itu tidak memiliki surat izin kepemilikan senjata.
Tamerlan sendiri tewas setelah terlindas mobil yang dikemudikan adiknya dalam baku tembak Jumat (19) waktu setempat. Sementara Dzhokhar terkapar setelah ditembak polisi. Saat ini, ia dirawat di RS Beth Israel dan dilaporkan dalam kondisi stabil. Polisi belum dapat menginterogasinya karena Dzhokhar belum bisa bicara akibat luka tembak di lehernya.