Sumber: Bloomberg |
BOSTON. Polisi menangkap tersangka kedua pelaku bom maraton Boston. Setelah 24 jam perburuan yang menyebabkan kota Boston bak kota hantu, polisi menemukan Dzhokar Tsarnaev (19 tahun) bersembunyi di Watertown.
Dzhokar tepatnya bersembunyi di dalam boat atau perahu yang berada di halaman belakang sebuah rumah.
"Pemilik rumah mengangkat terpal penutup dan melihat seorang laki-laki penuh darah, dan segera menelpon polisi," ujar Komisaris Polisi Boston Edward Davis.
Polisi datang lalu terlibat baku tembak dengan Dzhokar. Tim negosiasi sempat dipanggil masuk namun tersangka tidak komunikatif.
Dzhokar kemudian ditangkap, dibawa ke Massachusetts General Hospital untuk perawatan luka tembak serius yang dideritanya.
"Perburuan berakhir. Pencarian selesai. Teror berakhir. Dan keadilan telah menang. Tersangka sudah ditahan," tulis Kepolisian Boston di akun twitter-nya.
Dzhokar Tsarnaev merupakan adik tersangka pertama Tamerlan Tsaernav (26 tahun) yang tewas ditembak di kampus MIT, kemarin. Dzhokar sendiri meski terkena luka tembak, berhasil lolos.
Alhasil, polisi pun menutup Boston. Semua warga diminta tetap berada di dalam rumah sementara pencarian dilakukan. Polisi menyisir semua wilayah, dan memeriksa dari rumah ke rumah. Boston mencekam selama hampir 24 jam.
Cerita penangkapan Dzhokar cukup dramatis bak di film aksi Hollywood. Irene Santoro, warga yang tinggal di Watertown, mendengar suara tembak-tembakan. "Saya melihat sekitar 100 mobil polisi berbaris di jalan, banyak pria bersenjata lengkap. Mereka berkumpul di sudut rumah. Sangat menyeramkan," tuturnya.
Helikopter-helikopter Black Hawk juga beterbangan di atas Watertown. Tim SWAT dengan helm, jaket antipeluru, dan senapan, menelusuri rumah ke rumah. Anjing-anjing polisi yang terlatih mengendus bom menemani mereka. Sejumlah ambulans pun siaga.
"Kita menutup sebuah bab penting di tragedi ini," kata Presiden Obama usai tersangka kedua ditangkap. Pertanyaan yang tersisa adalah, mengapa kedua anak muda yang besar di Amerika Serikat meledakkan bom itu.
"Kami akan mencari tahu apa yang terjadi. Mereka yang terluka - yang sekarang harus belajar berdiri, berjalan, dan hidup lagi - berhak mendapatkan jawaban," tegasnya.