kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Pemilu Filipina 2025: Pertarungan Politik Antara Marcos dan Duterte


Senin, 12 Mei 2025 / 13:29 WIB
Pemilu Filipina 2025: Pertarungan Politik Antara Marcos dan Duterte
ILUSTRASI. Pemungutan suara untuk Pemilu Menengah Filipina dimulai pada hari Senin yang menyajikan pertarungan emosional . REUTERS/Romeo Ranoco


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - MANILA. Pemungutan suara untuk Pemilu Menengah Filipina dimulai pada hari Senin, sebuah pemilihan yang biasanya berjalan dengan tenang namun kali ini menyajikan pertarungan emosional antara Presiden Ferdinand Marcos Jr. dan sekutu yang kini menjadi musuh, Wakil Presiden Sara Duterte.

Meskipun Marcos dan Duterte tidak terdaftar dalam pemilu untuk lebih dari 18.000 posisi, mereka aktif berkampanye untuk kandidat-kandidat mereka masing-masing. Persaingan sengit ini dapat mempengaruhi dinamika kekuasaan di negara dengan jumlah penduduk 110 juta orang tersebut.

Taruhan Bagi Marcos dan Duterte

Bagi Marcos, kemenangan dalam pemilu ini sangat penting untuk mendukung agenda kebijakannya, mewariskan pengaruh politiknya, dan menentukan suksesi kepresidenan pada 2028.

Sementara itu, bagi Duterte, hasil pemilu bisa menjadi penentu kelangsungan karir politiknya, terutama dengan adanya kemungkinan percakapan soal pemakzulan yang dapat menghancurkan impiannya untuk menjadi presiden, mengikuti jejak ayahnya, Rodrigo Duterte.

Baca Juga: Pengusaha Nikel RI Cermati Dampak Kebijakan Pelarangan Ekspor Nikel Filipina

Walaupun sejumlah posisi seperti walikota, gubernur, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat diperebutkan, yang menjadi fokus utama Marcos dan Duterte adalah pemilihan untuk 12 kursi di Senat, sebuah lembaga yang memiliki pengaruh legislatif besar serta kekuatan politik yang mampu membentuk opini publik dan bahkan menghentikan ambisi presiden.

Persaingan Senat yang Memanas

Kedua tokoh utama ini telah memberikan suara mereka pada hari Senin di kota asal mereka. Duterte mengatakan kepada wartawan bahwa ia baru saja berbicara dengan ayahnya yang kini ditahan di Den Haag dan menghadapi persidangan di Mahkamah Pidana Internasional terkait "perang melawan narkoba".

Ia menyampaikan bahwa lebih dari dua kandidat Senat yang didukung ayahnya kemungkinan akan memenangkan kursi. Salah satunya adalah mantan kepala polisi yang mengawasi perang narkoba yang mengakibatkan ribuan orang tewas.

Aries Arugay, seorang profesor ilmu politik di Universitas Filipina, menyatakan bahwa pemilu ini lebih dari sekadar referendum informal terhadap pemerintahan Marcos. "Pemilihan Senat adalah pertarungan proxy utama... Marcos perlu mempertahankan mayoritas, atau supermajoritas, untuk mendorong agenda legislatif dan ekonomi," kata Arugay.

Ketegangan dalam Aliansi Marcos-Duterte

Pemilu ini memiliki makna baru setelah runtuhnya aliansi yang dulu sangat kuat antara dinasti Marcos dan Duterte serta jatuhnya citra keluarga Duterte yang sebelumnya sangat populer.

Persaingan yang dulu bersatu dalam kemenangan pemilu 2022 kini berubah menjadi perseteruan yang memanas, diwarnai dengan tuduhan pribadi dan upaya untuk memakzulkan Duterte dengan dugaan penyalahgunaan dana, kekayaan yang tak terjelaskan, dan ancaman terhadap nyawa presiden, ibu negara, dan ketua DPR.

Baca Juga: Dari Balik Jeruji di Belanda, Duterte Bertarung Sebagai Calon Wali Kota di Filipina

Pemilihan Senat menjadi semakin penting, karena anggota Senat nantinya akan menjadi juri jika proses pemakzulan terhadap Duterte dilanjutkan. Untuk memakzulkan Duterte, diperlukan minimal 16 suara—sebuah mayoritas dua pertiga—untuk memvonisnya bersalah.

Duterte, setelah memberikan suaranya, mengungkapkan kesiapan menghadapi apa pun hasil pemakzulannya.

Dukungan dan Perlawanan Keluarga Duterte

Bahkan meskipun Rodrigo Duterte ditahan oleh polisi Filipina pada Maret atas permintaan ICC, Sara Duterte masih menganggap ini sebagai serangan terhadap kedaulatan Filipina, menuduh Marcos mengkhianati negara dengan menyerahkan ayahnya pada pengadilan asing. Sara dan ayahnya membantah semua tuduhan dan terus menantang kasus-kasus tersebut.

Sementara itu, Marcos telah menjauhkan diri dari isu pemakzulan dan menolak tuduhan adanya dendam terhadap keluarga Duterte. Ia lebih banyak menyoroti pencapaian ekonomi pemerintahannya serta sikap tegas terhadap China di Laut China Selatan, sebuah isu yang semakin memanas dan menjadi sorotan utama dalam pemilu ini.

Selanjutnya: Vietnam dan Rusia Segera Tandatangani Kerjasama Pembangunan PLTN

Menarik Dibaca: PT PGE Targetkan Jadi Produsen Utama Hidrogen Hijau di Indonesia



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×