Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan bahwa para pemimpin Eropa telah sepakat menyusun rencana perdamaian Ukraina yang akan dibawa ke Amerika Serikat.
Langkah ini dianggap krusial bagi Washington untuk memberikan jaminan keamanan yang menurut Kyiv penting guna menghalangi Rusia.
Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan puncak di London, hanya dua hari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berselisih dengan Presiden AS Donald Trump dan memperpendek kunjungannya ke Washington.
Baca Juga: Aturan Deforestasi: Indonesia, Malaysia, Uni Eropa Susun Panduan untuk Petani Kecil
Dalam pertemuan tersebut, para pemimpin dunia menegaskan dukungan kuat bagi Ukraina dan berjanji memberikan lebih banyak bantuan.
Para pemimpin Eropa sepakat untuk meningkatkan anggaran pertahanan guna menunjukkan kepada Trump bahwa benua ini mampu melindungi dirinya sendiri.
Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyarankan agar Uni Eropa melonggarkan aturan pembatasan utang guna memungkinkan peningkatan belanja pertahanan.
Baca Juga: Indonesia, Malaysia, Uni Eropa Susun Panduan Praktis Aturan EUDR untuk Petani Kecil
Starmer menyatakan bahwa Inggris, Ukraina, Prancis, dan beberapa negara lain akan membentuk "koalisi yang bersedia" guna menyusun rencana perdamaian yang akan diajukan kepada Trump.
"Kita berada di persimpangan sejarah hari ini. Ini bukan saatnya untuk lebih banyak bicara. Sudah waktunya untuk bertindak," ujar Starmer.
Zelenskiy menegaskan bahwa persatuan Eropa berada pada "tingkat yang sangat tinggi yang tidak terlihat dalam waktu lama." Ia menambahkan bahwa Eropa sedang bekerja sama untuk menemukan dasar kesepahaman dengan AS demi perdamaian dan keamanan yang terjamin.
Kekhawatiran muncul setelah pertemuan Zelenskiy dan Trump di Ruang Oval memicu spekulasi bahwa AS dapat menarik dukungannya terhadap Ukraina dan mendorong rencana perdamaian yang dinegosiasikan dengan Rusia.
Beberapa pemimpin Eropa menegaskan perlunya peningkatan anggaran pertahanan agar dapat menarik dukungan AS dalam memberikan jaminan keamanan.
Von der Leyen menegaskan pentingnya investasi jangka panjang dalam pertahanan. "Negara-negara anggota membutuhkan lebih banyak ruang fiskal untuk meningkatkan anggaran pertahanan," katanya.
Ia juga menyatakan bahwa Eropa harus menjadikan Ukraina sebagai landak baja yang tidak dapat dicerna oleh calon penjajah.
Baca Juga: Rusia Hentikan Pengiriman Gas Alam ke Eropa Lewat Pipa di Ukraina
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menegaskan bahwa Eropa harus lebih bertanggung jawab atas pertahanannya dan meningkatkan kontribusi dalam NATO. Ia juga menekankan pentingnya menjaga hubungan erat dengan AS.
Eropa berharap dapat meyakinkan Trump bahwa mereka mampu bertahan sendiri, meskipun hanya AS yang dapat menjamin Rusia mematuhi perjanjian damai. Pembicaraan dengan Washington berfokus pada kemungkinan AS memberikan dukungan dalam bentuk perlindungan udara, intelijen, dan pengawasan.
Starmer telah meningkatkan anggaran pertahanan Inggris sebelum kunjungannya ke Washington. Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengungkapkan bahwa beberapa pemimpin Eropa telah membahas rencana baru terkait anggaran pertahanan, meskipun ia enggan memberikan rincian.
Trump, sejak kembali ke Gedung Putih, telah mengubah kebijakan AS terkait perang di Ukraina, menimbulkan ketidakpastian atas dukungan militer dan politik AS terhadap Ukraina dan Eropa. Ia juga mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tanpa melibatkan Ukraina atau Eropa.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Bocorkan Cara Ayah Kaya Susun Rencana Pensiun Anti Gagal
Starmer mengakui bahwa perselisihan antara Zelenskiy dan Trump di Ruang Oval adalah tontonan yang tidak nyaman. Namun, ia tetap berupaya menjadi perantara antara Eropa dan AS untuk mendorong pembicaraan perdamaian.
Sebagai bentuk dukungan lebih lanjut, Zelenskiy bertemu Raja Charles di Inggris. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh negara-negara Eropa berusaha memperpanjang konflik dengan terus mendukung Zelenskiy.
Starmer menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa Eropa harus melakukan upaya lebih besar dalam mendukung Ukraina, tetapi dukungan AS tetap krusial untuk keberhasilan rencana perdamaian ini.