kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.875   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.613   -20,90   -0,32%
  • KOMPAS100 952   -3,65   -0,38%
  • LQ45 742   -2,91   -0,39%
  • ISSI 210   0,12   0,06%
  • IDX30 386   -1,41   -0,36%
  • IDXHIDIV20 465   -1,90   -0,41%
  • IDX80 108   -0,27   -0,25%
  • IDXV30 113   -0,30   -0,26%
  • IDXQ30 127   -0,67   -0,52%

Pemimpin Oposisi Israel: Sudah Waktunya untuk Menggantikan Netanyahu


Sabtu, 18 November 2023 / 06:05 WIB
Pemimpin Oposisi Israel: Sudah Waktunya untuk Menggantikan Netanyahu
ILUSTRASI. Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengatakan, sudah waktunya untuk menggantikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. REUTERS/Clodagh Kilcoyne


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JERUSALEM. Pada Kamis (17/11/2023), Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengatakan, sudah waktunya untuk menggantikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. 

Dia juga bilang bahwa akan ada dukungan luas untuk membentuk pemerintahan persatuan yang dipimpin oleh partai sayap kanan Likud Netanyahu.

Melansir Reuters, Lapid yang berhaluan tengah, yang menjabat sebentar sebagai perdana menteri tahun lalu, mengatakan dia yakin mayoritas dari 120 anggota parlemen di Knesset, atau parlemen, akan menandatangani koalisi semacam itu.

Dia melontarkan pernyataannya ketika Israel terus melancarkan serangan militernya di Gaza menyusul serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.

“Waktunya telah tiba – kita perlu membentuk pemerintahan rekonstruksi nasional. Likud akan memimpinnya, Netanyahu dan ekstremis akan digantikan, lebih dari 90 anggota Knesset akan menjadi mitra dalam koalisi untuk penyembuhan dan penyatuan kembali,” tulis Lapid di platform media sosial X.

Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Kian Kewalahan, Tak Bisa Berfungsi

Likud yang dipimpin Netanyahu adalah partai terbesar dalam koalisi penguasa Israel, yang mencakup partai-partai ultra-nasionalis dan agama. Bersama-sama mereka menguasai 64 kursi di parlemen.

Lapid menolak bergabung dengan kabinet perang Netanyahu pada awal perang, meskipun anggota parlemen berhaluan tengah lainnya setuju untuk bergabung dan membantu mengelola konflik.

"Saya mendengar mereka mengatakan ini bukan waktunya. Kami menunggu 40 hari, tidak ada waktu lagi. Apa yang kami butuhkan sekarang adalah pemerintahan yang tidak akan menangani apa pun selain keamanan dan ekonomi," tulis Lapid di X.

Baca Juga: Dukungan Publik AS Terhadap Israel Mulai Menurun

Dia menambahkan, “Kami tidak mampu melakukan siklus pemilu lagi di tahun mendatang di mana kami terus berjuang dan menjelaskan mengapa pihak lain adalah sebuah bencana.”



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×