Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JERUSALEM. Pada Kamis (17/11/2023), Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengatakan, sudah waktunya untuk menggantikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dia juga bilang bahwa akan ada dukungan luas untuk membentuk pemerintahan persatuan yang dipimpin oleh partai sayap kanan Likud Netanyahu.
Melansir Reuters, Lapid yang berhaluan tengah, yang menjabat sebentar sebagai perdana menteri tahun lalu, mengatakan dia yakin mayoritas dari 120 anggota parlemen di Knesset, atau parlemen, akan menandatangani koalisi semacam itu.
Dia melontarkan pernyataannya ketika Israel terus melancarkan serangan militernya di Gaza menyusul serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.
“Waktunya telah tiba – kita perlu membentuk pemerintahan rekonstruksi nasional. Likud akan memimpinnya, Netanyahu dan ekstremis akan digantikan, lebih dari 90 anggota Knesset akan menjadi mitra dalam koalisi untuk penyembuhan dan penyatuan kembali,” tulis Lapid di platform media sosial X.
Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Kian Kewalahan, Tak Bisa Berfungsi
Likud yang dipimpin Netanyahu adalah partai terbesar dalam koalisi penguasa Israel, yang mencakup partai-partai ultra-nasionalis dan agama. Bersama-sama mereka menguasai 64 kursi di parlemen.
Lapid menolak bergabung dengan kabinet perang Netanyahu pada awal perang, meskipun anggota parlemen berhaluan tengah lainnya setuju untuk bergabung dan membantu mengelola konflik.
"Saya mendengar mereka mengatakan ini bukan waktunya. Kami menunggu 40 hari, tidak ada waktu lagi. Apa yang kami butuhkan sekarang adalah pemerintahan yang tidak akan menangani apa pun selain keamanan dan ekonomi," tulis Lapid di X.
Baca Juga: Dukungan Publik AS Terhadap Israel Mulai Menurun
Dia menambahkan, “Kami tidak mampu melakukan siklus pemilu lagi di tahun mendatang di mana kami terus berjuang dan menjelaskan mengapa pihak lain adalah sebuah bencana.”