Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Lebih dari 900 truk pembawa bantuan kemanusiaan memasuki Gaza pada hari kedua gencatan senjata, Senin (20/1). Sayangnya, sejumlah aksi kekerasan masih dilakukan oleh pemukim Israel di Tepi Barat.
Kantor Kemanusiaan PBB, OCHA (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs), memastikan ada 915 truk bantuan yang tiba di Gaza pada hari Senin.
Jumlah itu melampaui target harian yang diuraikan dalam perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yaitu 600 truk bantuan per hari.
Baca Juga: Biden Meminta Netanyahu untuk Lebih Memperhatikan Rakyat Palestina
"Bantuan kemanusiaan terus mengalir ke Jalur Gaza sebagai bagian dari persiapan untuk meningkatkan dukungan bagi para penyintas. Hari ini, 915 truk menyeberang ke Gaza," kata OCHA dalam pernyataannya, dikutip AFP.
Pada hari pertama gencatan senjata Gaza, yaitu hari Minggu, 20 Januari 2025, ada 630 truk yang berhasil tiba di wilayah tersebut.
Gencatan senjata awal selama 42 hari antara Israel dan Hamas dimaksudkan untuk memungkinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza.
Baca Juga: Harapan Baru di Gaza: Gencatan Senjata Dimulai, Hamas Bebaskan Sandera Pertama
Gangguan Israel Masih Terjadi di Tepi Barat
Bulan Sabit Merah Palestina pada hari Selasa (21/1) melaporkan, sedikitnya 12 orang terluka setelah pemukim Israel mengamuk di dua desa Tepi Barat yang diduduki di utara Yerusalem.
Orang-orang Israel tersebut membakar rumah-rumah Palestina, sebuah tempat pembibitan, dan sebuah bisnis lokal.
Kantor berita Palestina, Wafa, juga mengonfirmasi bahwa pasukan Israel mendukung para pemukim selama kekerasan terjadi sejak Senin malam. Puluhan warga Palestina pun ditangkap dalam serangan militer di Tepi Barat.
Ironisnya, penangkapan itu terjadi hanya beberapa jam setelah Israel membebaskan 90 warga Palestina sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Serangan militer Israel di Gaza telah membunuh setidaknya 47.035 penduduk Palestina sejak Oktober 2023. Jumlahnya masih terus bertambah, karena para warga yang kembali ke Gaza menemukan banyak jasad yang tertimbun di bawah puing-puing bangunan.