kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.587.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Harapan Baru di Gaza: Gencatan Senjata Dimulai, Hamas Bebaskan Sandera Pertama


Minggu, 19 Januari 2025 / 23:49 WIB
Harapan Baru di Gaza: Gencatan Senjata Dimulai, Hamas Bebaskan Sandera Pertama
ILUSTRASI. Rakyat Palestina memadati jalanan untuk merayakan gencatan senjata di Gaza pada Minggu, yang menghentikan pertempuran antara Hamas dan Israel.. REUTERS/Ramadan Abed  


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - GAZA/CAIRO/JERUSALEM. Rakyat Palestina memadati jalanan untuk merayakan gencatan senjata di Gaza pada Minggu, yang menghentikan pertempuran antara Hamas dan Israel. Dalam momen bersejarah ini, Hamas juga membebaskan tiga sandera pertama sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

Di Kota Khan Younis, para pejuang Hamas bersenjata melintasi jalan dengan kendaraan mereka, disambut sorak-sorai dan nyanyian massa. Di Gaza bagian utara, yang menjadi pusat pertempuran paling intens, warga melangkah hati-hati melewati reruntuhan yang hancur lebur.

Aya, seorang perempuan yang telah mengungsi selama lebih dari setahun, menggambarkan momen ini sebagai "seperti menemukan air di tengah gurun." Perasaan ini mencerminkan harapan baru yang muncul setelah 15 bulan konflik berkepanjangan.

Baca Juga: Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Berlaku, Pertempuran Berhenti Setelah Tertunda

Pembebasan Sandera dan Pertukaran Tawanan

Di Tel Aviv, ratusan warga Israel berkumpul di depan markas pertahanan untuk menyaksikan pembebasan tiga sandera perempuan di layar besar. Ketiga sandera ini, yang diidentifikasi sebagai Romi Gonen, Doron Steinbrecher, dan Emily Damari, akhirnya tiba di wilayah Israel dalam kondisi sehat menurut laporan Komite Internasional Palang Merah.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Israel juga akan membebaskan 69 perempuan dan 21 remaja Palestina yang ditahan. Proses pertukaran tawanan ini menjadi simbol penting dari langkah awal menuju perdamaian.

Kesepakatan Gencatan Senjata: Harapan atau Awal Baru?

Gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat ini mencakup penghentian pertempuran selama enam minggu, pengiriman bantuan ke Gaza, serta pembebasan sandera secara bertahap. Sebagai imbalannya, ratusan tahanan Palestina akan dibebaskan oleh Israel.

Namun, gencatan senjata ini juga diwarnai ketegangan. Serangan udara Israel sesaat sebelum kesepakatan berlaku menewaskan 13 orang, dengan Israel menyalahkan Hamas atas keterlambatan dalam memberikan daftar sandera.

Baca Juga: Biden Meminta Netanyahu untuk Lebih Memperhatikan Rakyat Palestina

Situasi Gaza Pasca-Perang

Kehancuran besar terlihat di Gaza City, dengan jalanan yang dipenuhi puing-puing dan warga yang kembali ke reruntuhan rumah mereka. Meski begitu, ada kebangkitan semangat di antara rakyat Gaza, yang menyanyikan pujian kepada sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.

Di sisi lain, bantuan kemanusiaan mulai mengalir. Kesepakatan ini mengatur pengiriman 600 truk bantuan setiap hari selama gencatan senjata, termasuk 50 truk bahan bakar, dengan fokus utama pada wilayah utara Gaza yang berada di ambang kelaparan.

Tantangan Rekonstruksi dan Masa Depan Gaza

Meski gencatan senjata memberikan harapan, masa depan Gaza tetap tidak menentu. Tidak ada rencana detail untuk pemerintahan pascaperang, dan Israel telah memperingatkan akan melanjutkan operasi militer jika Hamas tidak dibubarkan sepenuhnya.

Langkah ini juga memicu perpecahan politik di Israel. Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, mengundurkan diri dari kabinet sebagai bentuk protes terhadap kesepakatan ini, sementara Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengancam akan mundur jika perang berakhir tanpa penghancuran total Hamas.

Baca Juga: Iran: Gencatan Senjata Gaza adalah Kemenangan Besar bagi Perlawanan Palestina

Harapan Baru di Tengah Luka Lama

Konflik yang dimulai pada Oktober 2023 ini telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina dan menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal. Meski gencatan senjata membawa harapan baru, luka yang ditinggalkan perang ini memerlukan waktu panjang untuk pulih.

Ahmed Abu Ayham, salah satu warga Gaza yang selamat, mengatakan, "Ini bukan waktu untuk merayakan. Kami sedang dalam kesakitan mendalam. Ini adalah waktu untuk saling berpelukan dan menangis."

Gencatan senjata ini mungkin hanya langkah kecil, namun bagi banyak pihak, itu adalah awal dari perjalanan panjang menuju rekonstruksi dan perdamaian.

Selanjutnya: Super Apps BRImo milik BRI Tembus 38,61 Juta Pengguna

Menarik Dibaca: Perbanyak Fitur, Pengguna Super Apps BRImo Tembus 38,61 juta



TERBARU

[X]
×