kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   16.000   0,82%
  • USD/IDR 16.295   -8,00   -0,05%
  • IDX 7.549   58,54   0,78%
  • KOMPAS100 1.074   11,78   1,11%
  • LQ45 797   1,67   0,21%
  • ISSI 255   1,37   0,54%
  • IDX30 411   0,99   0,24%
  • IDXHIDIV20 469   -0,57   -0,12%
  • IDX80 120   0,13   0,11%
  • IDXV30 124   -0,14   -0,11%
  • IDXQ30 131   -0,05   -0,04%

PM Benjamin Netanyahu Sebut Israel Ingin Kuasai Seluruh Jalur Gaza


Jumat, 08 Agustus 2025 / 09:52 WIB
PM Benjamin Netanyahu Sebut Israel Ingin Kuasai Seluruh Jalur Gaza
ILUSTRASI. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz hari Minggu (17/3/2024) di Yerusalem.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - YERUSALEM/KAIRO. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel berencana mengambil alih kendali militer atas seluruh Jalur Gaza, meskipun menghadapi kritik tajam dari dalam dan luar negeri terkait perang yang telah berlangsung hampir dua tahun.

Dalam wawancara dengan Fox News, Netanyahu menegaskan Israel tidak bermaksud memerintah Gaza secara langsung, melainkan hanya membentuk perimeter keamanan dan kemudian menyerahkan pemerintahan kepada pasukan Arab. 

Ia tidak menjelaskan negara-negara Arab mana yang akan terlibat atau mekanisme pengaturannya.

Baca Juga: Israel Gempur Gaza, 58 Tewas Menjelang Pembicaraan Gencatan Senjata di Gedung Putih

Pernyataan tersebut disampaikan menjelang pertemuan dengan sejumlah menteri senior untuk membahas rencana militer menguasai lebih banyak wilayah Gaza. 

Menurut laporan Axios, kabinet keamanan Israel telah menyetujui rencana pendudukan Kota Gaza, namun keputusan final masih menunggu persetujuan seluruh kabinet yang kemungkinan baru akan rapat pada Minggu.

Salah satu skenario yang dibahas adalah pengambilalihan bertahap wilayah Gaza yang belum dikuasai militer, diawali dengan peringatan evakuasi bagi warga Palestina. 

Langkah ini akan membalikkan keputusan Israel pada 2005 yang menarik pasukan dan warga sipilnya dari Gaza, tetapi tetap mengendalikan perbatasan, udara, dan utilitas.

Baca Juga: Tentara Israel Kembali Menyerang Gaza, Dua Warga Palestina Terbunuh

Pernyataan Netanyahu memicu reaksi keras. Hamas menyebut rencana tersebut sebagai “kudeta terang-terangan” terhadap proses negosiasi dan menuduh Netanyahu mengorbankan sandera Israel. 

Yordania menegaskan keamanan Gaza harus diurus melalui lembaga Palestina yang sah. Hamas juga memperingatkan akan menganggap pasukan Arab yang memerintah Gaza sebagai “pasukan pendudukan” yang berafiliasi dengan Israel.

Awal 2025, Israel dan AS menolak proposal Mesir yang didukung negara Arab untuk membentuk komite teknokrat Palestina mengelola Gaza pascaperang. Sementara jajak pendapat di Israel menunjukkan mayoritas warga menginginkan perang diakhiri melalui kesepakatan pembebasan sandera.

Baca Juga: Netanyahu Temui Trump di Gedung Putih saat Israel dan Hamas Bahas Gencatan Senjata

Pemerintahan Netanyahu tetap menargetkan kemenangan total atas Hamas, yang memicu perang lewat serangan ke Israel pada Oktober 2023. PBB menyatakan prihatin atas rencana perluasan operasi militer Israel di Gaza.




TERBARU

[X]
×