Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Trump bilang, "Beijing melanggar kesepakatan." Hingga akhirnya, Washington kembali menaikkan tarif atas barang-barang China.
Sejak saat itu, perang dagang kembali memanas. Kedua belah pihak saling berbalas dengan menaikkan pajak. Kondisi ini mendorong sejumlah pengamat untuk menurunkan ekspektasi mereka bahwa kedua negara besar dunia ini akan mencapai kata sepakat sebelum pemilihan umum AS 2020.
Baca Juga: Pasar saham global dibayangi perang dagang dan krisis Argentina
Wang mengatakan, ada kejanggalan dengan cara Trump menaikkan lagi dan lagi pajak terhadap barang-barang China. "Namun Beijing masih membuka pintu perundingan. Jadi terserah AS untuk terus lanjut dan lebih fleksibel dan tidak mengambil langkah keras atas masalah ini," jelas Wang.
Sejumlah pengamat mengatakan, isu yang diangkat AS mengenai praktek bisnis China memang ada benarnya. Kendati demikian, cara pemerintahan Trump dalam mengatasi masalah tersebut -seperti mengkritik di area publik dan menyudutkan China- tidak akan efektif.