kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.502.000   11.000   0,44%
  • USD/IDR 16.794   37,00   0,22%
  • IDX 8.646   36,29   0,42%
  • KOMPAS100 1.197   8,91   0,75%
  • LQ45 860   6,19   0,73%
  • ISSI 309   1,58   0,51%
  • IDX30 440   1,54   0,35%
  • IDXHIDIV20 513   2,02   0,39%
  • IDX80 134   0,88   0,66%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 141   0,83   0,59%

Penerbitan Obligasi Perusahaan Teknologi Capai Rekor Tertinggi


Senin, 22 Desember 2025 / 23:38 WIB
Penerbitan Obligasi Perusahaan Teknologi Capai Rekor Tertinggi
ILUSTRASI. Wall Street (US Stocks) (REUTERS/Eduardo Munoz)


Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - LONDON. Perusahaan teknologi global meningkatkan penerbitan utang hingga tingkat rekor tahun ini. Hal ini seiring perlombaan intensif untuk membangun kapasitas kecerdasan buatan (AI) yang memaksa perusahaan, meski kasnya melimpah, meminjam besar-besaran untuk membiayai investasi tersebut.

Berdasarkan data Dealogic, perusahaan teknologi global telah menerbitkan obligasi senilai US$ 428,3 miliar hingga pekan pertama Desember 2025. Perusahaan AS mendominasi dengan nilai pendanaan sebesar US$ 341,8 miliar, sementara perusahaan Eropa dan Asia masing-masing mengeluarkan US$ 49,1 miliar dan US$ 33 miliar.

Biasanya mengandalkan arus kas internal, perusahaan teknologi besar kini semakin mengandalkan utang, karena biaya pinjaman rendah dan permintaan investor tinggi.

Baca Juga: Pendanaan Startup Israel Capai Rekor US$ 15,6 Miliar pada 2025 Meski Ada Konflik

Michelle Connell, presiden Portia Capital Management menyebut pembiayaan utang untuk capex AI mencerminkan pergeseran struktural, di mana cepatnya obsolesensi teknologi dan umur chip yang pendek memaksa perusahaan untuk terus melakukan reinvestasi.

Namun, penerbitan utang yang masif mulai meningkatkan rasio leverage dan melemahkan rasio cakupan bagi beberapa perusahaan, menimbulkan pertanyaan bagaimana kondisi neraca jika investasi AI gagal memberikan hasil yang diharapkan. Meski begitu, perusahaan teknologi terbesar umumnya menguntungkan, memiliki cadangan kas besar, dan beberapa di antaranya termasuk yang paling bernilai di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.

Analisis Reuters terhadap lebih dari 1.000 perusahaan teknologi dengan kapitalisasi pasar minimal US$ 1 miliar menunjukkan rasio utang terhadap EBITDA median meningkat menjadi 0,4 pada akhir September, hampir dua kali lipat dari level saat lonjakan utang 2020. Meski leverage masih di bawah level yang dianggap berbahaya, peningkatan ini menunjukkan utang bertambah lebih cepat daripada pendapatan, yang berpotensi menjadi risiko jika arus kas gagal mengikuti.

Rasio arus kas operasi terhadap total utang median juga turun ke 12,3%, level terendah dalam lima tahun pada kuartal kedua, sebelum pulih sedikit di akhir tahun.

Pasar kredit mulai mencerminkan meningkatnya kewaspadaan investor. CDS lima tahun Oracle hampir dua kali lipat menjadi 142,48 basis poin dalam dua bulan terakhir, sementara Microsoft naik menjadi sekitar 35 basis poin dari sekitar 20,5 pada akhir September.

Scott Bickley, penasihat di Info-Tech Research Group, mengatakan, fenomena ini merupakan akibat dari pasar yang terlalu panas, menciptakan narasi sendiri: ‘go big or go home’ untuk harga saham. "Ini tidak berkelanjutan dan tidak dapat dijadikan pola operasi permanen bagi hyperscaler," papar dia. 

Selanjutnya: Pendanaan Startup Israel Capai Rekor US$ 15,6 Miliar pada 2025 Meski Ada Konflik

Menarik Dibaca: Kesehatan Mental Ibu: Prenagen Ajak Moms Jujur dengan Perasaan




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×