Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JERUSALEM. Perusahaan teknologi tinggi Israel berhasil mengumpulkan pendanaan swasta sebesar US$ 15,6 miliar pada 2025, meningkat dari US$ 12,2 miliar pada 2024, menurut laporan Startup Nation Central (SNC) yang dirilis Senin (22/12/2025), mengacu pada data awal.
Sektor teknologi Israel, yang dianggap sebagai salah satu yang terbesar di dunia, menyumbang sekitar 20% dari PDB, 15% lapangan kerja, dan lebih dari setengah ekspor Israel. Sektor ini tetap tangguh meskipun konflik di Gaza yang dimulai pada 2023. Pada tahun konflik pertama, total pendanaan mencapai US$ 10 miliar.
Raksasa global seperti Nvidia pada 2025 mengumumkan akan memperluas kehadiran fisik dan talenta mereka di Israel. Meski jumlah kesepakatan pendanaan hanya 717 transaksi, terendah dalam dekade terakhir, nilai setiap transaksi cenderung lebih tinggi. Rata-rata pendanaan swasta tercatat US$ 10 juta, meningkat 67% dibanding 2024, menurut SNC.
Baca Juga: Cintas Ajukan Tawaran Baru US$ 5,2 Miliar untuk Akuisisi UniFirst
“2025 bukan sekadar kembali ke bisnis seperti biasa; ini adalah pergeseran menuju kematangan dan keyakinan tinggi,” kata Avi Hasson, CEO SNC.
Kegiatan merger dan akuisisi (M&A) juga mencapai rekor dengan total nilai US$ 74,3 miliar dari 150 transaksi. Transaksi terbesar dipimpin oleh pembelian Wiz oleh Alphabet senilai US$ 32 miliar dan akuisisi CyberArk oleh Palo Alto Networks senilai US$ 25 miliar.
SNC menyebutkan tingginya aktivitas M&A di Israel mencerminkan upaya perusahaan multinasional untuk mengamankan inovasi kritis. “Perusahaan-perusahaan ini secara efektif mengubah startup Israel menjadi pusat R&D generasi berikutnya, sekaligus membuka jalan untuk akuisisi lebih lanjut,” tambahnya.
Untuk pendanaan startup Israel pada 2025, pendanaan terbesar berasal dari putaran tahap menengah sebesar US$ 5,2 miliar, diikuti investasi tahap awal US$ 3,9 miliar dan tahap lanjut US$ 2,5 miliar. Beberapa perusahaan Israel juga melakukan penawaran umum perdana (IPO), mengumpulkan lebih dari US$ 10 miliar.













