kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengguna turun, saham Twitter jatuh terdalam sepanjang empat tahun terakhir


Sabtu, 28 Juli 2018 / 13:52 WIB
Pengguna turun, saham Twitter jatuh terdalam sepanjang empat tahun terakhir
ILUSTRASI. Aplikasi Twitter tampak dalam layar ponsel


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SAHAM Twitter Inc jatuh paling dalam selama empat tahun terakhir setelah perusahaan media sosial ini mengalami penurunan pengguna aktif bulanan hingga 1 juta di kuartal kedua, di bandingkan kuartal pertama tahun ini. Penurunan tersebut diprediksi bakal berlanjut, karena pihak Twitter terus berjuang melawan spam, akun palsu dan postingan negatif.

Mengutip laporan Bloomberg Jumat (27/7), Twitter yang berbasis di San Fransisco in mengungkapkan jumlah pengguna aktif saat ini sekitar 335 juta. Meski jumlah itu naik 2,8% dari tahun lalu, namun perusahaan memprediksi pengunjung bulanan akan turun lagi di tahun ini.

Pihak Twitter menjelaskan, penurunan jumlah pengguna tersebut untuk membersihkan platform bermasalahan, kemudian untuk mengikuti aturan ketat di Eropa serta adanya perombakan terkait skema pelayanan melalui short message service (SMS).

“Kami yakin ini, ini demi kepentingan jangka panjang untuk meningkatkan kesehatan percakapan publik di Twitter. Kami juga tengah meninjau ulang sumber daya untuk mempersiapkan kebijakan privasi data di Eropa,” kata Twitter dalam rilis yang diperoleh Bloomberg.

Dengan kondisi tersebut, pasar sepertinya tidak mau hanya menunggu dan melihat. Setelah penurunan jumlah pengguna, saham Twitter langsung anjlok di angka 21% menjadi US$ 34,12 juta. Ini adalah penurunan saham tertinggi sejak Februari 2014.

Sebelumnya, Twitter melaporkan pendapatan bersih untuk kuartal kuartal II telah menyokong kenaikan saham sebesar 79% menjadi US$ 42,94 juta pada penutupan saham di hari Kamis (24/7). Tapi perusahaan memperkirakan pendapatan tersebut belum terhitung bunga, pajak, depresiasai dan amortisasi sebesar US$ 235 juta, atau di bawah perkiraan rata-rata analis sebesar US$ 268 juta.

Kejadian tidak mengenakan bukan hanya dialami Twitter, tetapi juga Facebook Inc. Perusahaan milik Mark Zuckerberg ini juga harus berjuang melawan penyalahgunaan sosial media, keberadaan akun mesin dan adanya keresahan pengaruh sosial media (sosmed) dalam kehidupan sehari-hari.

Terkait hal ini, CEO Twitter Jack Dorsey akan mengurangi postingan kasar atau negatif di platform dengan menggunakan mesin algoritma untuk mengidentifikasi akun spam secara otomatis. Biasanya, Twitter menghapus lebih dari 9 juta akun spam setiap minggu.

Namun, upaya penghapusan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, bahwa alat komunikasi favorit Presiden Amerika Serikat Donad Trump ini dinilai tidak mampu menarik pengguna lebih luas. Karena saat ini pengguna Twitter masih didominasi dari kalangan politisi, entertainer dan jurnalis.

Di tambah lagi, sejumlah analis mengatakan, upaya bersih-bersih akun bermasalah di Twitter ini tidak akan mempunyai dampak besar bagi peningkatan pendapatan perusahaan.

“Upaya perusahaan menghapus akun bermasalah itu harus dilihat secara positif karena upaya ini untuk meningkatkan posisi tawar Twitter dengan regulator dan pengiklan, yang mempertimbangkan basis data pengguna yang berkualitas, salah satunya melalui pembersihan akun ini,” kata Analis Pivotal Research Brian Wieser.

Ketika jumlah pengguna aktif bulan Twitter turun, kini Twitter lebih fokus menyoroti pengguna aktif harian sebagai ukuran keberhasilan perusahaan. Perusahaan ini mengungkapkan, peserta harian Twitter meningkat 11% dari tahun lalu. Sayangnya, perusahaan enggan menyebutkan secara rinci berapa jumlah total pengguna aktif harian tersebut.

Analis Macquarie Sekuritas Benjamin Schachter menilai, meskipun Donald Trump menjadi akun yang paling aktif beroperasi dan dikunjungi, tetapi pertumbuhan pengguna aktif Twitter tidak menunjukkan peningkatan drastis selama beberapa tahun terakhir.

“Saya tidak melihat peningkatan produk Twitter bisa berdampak drastis pada kemampuan Twitter menangkap pengguna baru,” kata dia.

Diketahui, Twitter memperbarui produk atau layanan video streaming untuk menggenjot iklan dan laba perusahaan. Perusahaan ini juga merombak sistem jelajah di aplikasi selular untuk menampilkan konten berdasarkan wilayah dan untuk kepentingan memecah berita. Seperti gelaran Piala Dunia telah meraup pendapatan tambahan sebesar US$ 30 juta di kuartal II 2018.

Pada periode yang sama, Twitter raih pertumbuhan pendapatan secara internasional sekitar 44% secara tahunan. Pendapatan itu disumbang dari pasar Amerika Serikat yang meningkat 10%, serta Jepang tumbuh 65% menjadi US$ 122 juta.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×