kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.450   -42,00   -0,26%
  • IDX 6.665   119,20   1,82%
  • KOMPAS100 951   16,29   1,74%
  • LQ45 748   15,90   2,17%
  • ISSI 208   3,64   1,78%
  • IDX30 390   8,22   2,16%
  • IDXHIDIV20 467   6,80   1,48%
  • IDX80 108   1,96   1,84%
  • IDXV30 111   0,63   0,57%
  • IDXQ30 128   2,31   1,84%

Penjualan Anjlok! Tesla Terpuruk di Australia & Selandia Baru, Vandalisme Merajalela


Rabu, 12 Maret 2025 / 17:48 WIB
Penjualan Anjlok! Tesla Terpuruk di Australia & Selandia Baru, Vandalisme Merajalela
ILUSTRASI. Data dari Electric Vehicle Council menunjukkan empat bulan sejak pemilihan Donald Trump sebagai Presiden Amerika, penjualan Tesla turun 35% YoY. REUTERS/Thomas Peter/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Penjualan Tesla di Australia mengalami penurunan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Data dari Electric Vehicle Council menunjukkan bahwa dalam empat bulan sejak pemilihan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, penjualan Tesla turun hingga 35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Fenomena ini mencerminkan tren global di mana dukungan Elon Musk terhadap kelompok sayap kanan mulai memengaruhi keputusan konsumen.

Tren ini juga terlihat di Eropa, di mana laporan Reuters mencatat bahwa penjualan Tesla menurun akibat dukungan Musk terhadap partai-partai sayap kanan di benua tersebut. Di Selandia Baru, penjualan kendaraan listrik secara umum menurun setelah pemerintah mencabut subsidi untuk kendaraan ramah lingkungan.

Baca Juga: Donald Trump Beli Tesla S Warna Merah dari Elon Musk, tapi Dilarang Mengendarainya!

Protes dan Vandalisme terhadap Tesla

Seiring dengan penurunan penjualan, Tesla juga menghadapi aksi vandalisme di Australia dan Selandia Baru. Dalam insiden terbaru di negara bagian Tasmania, sebuah dealer Tesla dirusak dengan grafiti yang menyebut Musk sebagai "Nazi". Kepolisian Tasmania mengonfirmasi sedang menyelidiki kasus tersebut.

Di media sosial, pemilik Tesla di Australia melaporkan peningkatan tindakan permusuhan di jalanan. Seorang anggota grup Facebook pemilik Tesla menyatakan bahwa mobilnya telah menjadi sasaran kekerasan beberapa kali dalam enam bulan terakhir.

"Kami telah memiliki Tesla Model Y selama 2,5 tahun, tetapi dalam enam bulan terakhir, kami mengalami permusuhan yang semakin meningkat di jalan. Setelah berbicara dengan polisi, tampaknya Tesla semakin sering menjadi target," tulisnya.

Akibat situasi ini, beberapa pemilik memutuskan untuk menjual kendaraan mereka.

Di Selandia Baru, pihak kepolisian Auckland mengumumkan penangkapan seorang pria berusia 52 tahun atas dugaan perusakan beberapa unit Tesla di kota tersebut.

Baca Juga: Ramai-Ramai Pemilik Mobil Tesla di AS dan Eropa Ganti Logo jadi Audi Mazda atau Honda

Reaksi Pemerintah dan Elon Musk

Presiden Donald Trump mengutuk serangan terhadap dealer Tesla dan menyatakan bahwa tindakan semacam itu akan dikategorikan sebagai "terorisme domestik". Pernyataan ini muncul setelah ia bertemu dengan Elon Musk di Gedung Putih untuk membahas pemilihan Tesla sebagai kendaraan dinas resmi bagi staf kepresidenan.

Sementara itu, pihak Tesla belum memberikan tanggapan resmi terkait kontroversi ini. Namun, dampak dari dukungan politik Musk terhadap kelompok sayap kanan tampaknya semakin nyata, terutama di pasar internasional di mana konsumen memiliki sensitivitas tinggi terhadap isu-isu politik dan sosial.

Selanjutnya: Kementerian Desa Gandeng KPK dan Kejaksaan untuk Menindak Penyelewengan Dana Desa

Menarik Dibaca: Tiket.com Jalin Kerjasama Dengan DANA, Tebar Promo Diskon dan Cashback


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×