Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Wahyu T.Rahmawati
BRUSSELS. Pendapatan produsen bir nomor dua terbesar di dunia, Heineken, pada semester I 2017 lebih tinggi ketimbang ekspektasi analis. Hal ini dipicu tingginya permintaan dari pasar Eropa.
Di Eropa, pasar Heineken meningkat pesat disejumlah wilayah seperti Prancis, Italia, Spanyol, dan Portugal. Reuters, Senin (31/7) memberitakan, peningkatan tersebut beberapa diantaranya disebabkan oleh perayaan Paskah dan awal musim panas. Selain itu, penjualan di belahan dunia lainnya, yakni di Vietnam, juga terus membukukan penguatan.
Jean Francois van Boxmee, Chief Executive Officer (CEO) Heineken NV seperti dikutip Reuters mengatakan, pihaknya berharap kinerja pendapatan dan laba Heineken terus bertumbuh hingga akhir tahun. "Kondisi ekonomi cenderung stabil. Kami berharap untuk setahun penuh situasinya tetap kondusif dan tidak berubah," tutur Boxmee.
Secara umum, total penjualan Heineken sampai semester I 2017 meningkat 11,8% menjadi 1,81 miliar atau setara US$ 2,12 miliar. Jumlah itu lebih tinggi ketimbang prediksi rata-rata dari tujuh analis yang disurvei Reuters, yang memprediksi pertumbuhan penjualan menjadi 1,76 miliar
Meski begitu, Heineken juga mencatat terdapat penurunan penjualan di sejumlah wilayah, semisal Nigeria, Brazil, Panama dan Amerika Serikat (AS).
Di Brasil, seperti diberitakan Reuters, 13 Februari lalu, Heineken telah menyepakati kesepakatan dengan Kirin Holdings Company Ltd., untuk membeli saham Brasil Kirin Holdings S.A. (Brasil Kirin)
Brasil Kirin merupakan salah satu produsen bir terbesar di Brasil. Brasil sendiri merupakan pasar bir terbesar di dunia dengan konsumsi sebanyak 139 juta hektoliter di tahun 2015 silam.
Masih nomor dua
Sebagai pemain di industri bir, Heineken memang belum bisa mematahkan dominasi sang pemimpin pasar, yakni AB InBev. Apalagi setelah AB InBev melakukan akusisi atas SABMiller pada akhir tahun 2016 lalu.
Adapun kinerja AB InBev hingga semester I 2017 juga sangat atraktif. Manajemen AB InBev seperti diberitakan Reuters, Kamis (27/7) menyebutkan bahwa penjualannya meningkat pesat di China, Meksiko dan Afrika Selatan. Namun terjadi penurunan penjualan di AS, Brasil dan Kolombia.
Produsen bir dengan kapasitas produksi seperempat dari total produksi dunia tersebut menyatakan paruh kedua tahun ini prospeknya tetap menjanjikan.
AB InBev menjelaskan, bahwa sampai paruh pertama 2017, penjualan perusahaannya melonjak dua kali lipat. Salah satu faktornya kontribusi SABMiller. Dari akuisisi itu juga, AB InBev menyatakan bisa menghemat biaya operasional sebanyak US$ 335 juta.
Pada pos laba, EBITDA SABMiller berjumlah US$ 5,35 miliar. Namun hasil ini masih lebih rendah ketimbang prediksi rata-rata analis yang disurvei Reuters, sebanyak US$ 5,40 miliar.