Sumber: Bloomberg | Editor: Dikky Setiawan
NEW YORK. Restoran cepat saji dengan penjualan terbesar di dunia McDonald's Corp, mengatakan, pada bulan Juli lalu perusahaannya memperoleh kenaikan penjualan global sebesar 4,3%. Banyak kalangan analis memperkirakan, kenaikan itu berasal dari kontribusi kafe kopi McCafe dan penjualannya di pasar internasional.
Penjualan McDonald dari restorannya yang berlokasi di Amerika Serikat mengalami kenaikan 2,6% dalam 13 bulan terakhir. Sedangkan penjualan di Eropa meningkat 7,2%. Sementara penjualan di Asia, Timur Tengah, dan, Afrika meningkat 2,1%.
Gencarnya iklan secara nasional ikut membantu mengangkat McCafe espresso, restoran yang menyajikan minuman, untuk ikut menyumbang sekitar 5% dalam total penjualan McDonald di AS. Menurut manajemen, terjangkaunya harga berbagai menu McDonald di Inggris, Prancis, dan jam buka toko yang panjang di Australia telah mendorong penjualan McDonald.
"Image mereka kelihatan mengesankan, terutama di pasar internasional," kata Peter Jankovskis, manager investasi yang mengelola dana US$ 1,3 miliar, termasuk saham McDonald's, di Oakbrook Investments di Illinois, AS.
Mengkilapnya kinerja penjualan tersebut, juga menopang saham McDonald di bursa perdagangan New York. Pada penutupan pukul 4.00 sore kemarin, saham McDonald's naik US$ 1,07 atau 1,9% ke US$ 56,27. Sebelumnya, di sepanjang tahun ini, harga saham McDonald turun 9,5%.
Menurut Jeff Farmer, seorang analis dari Jefferies & Co di Boston, penjualan di gerai McDonald secara global pada Juli akan mengalami peningkatan 3,5%. Selain itu, McDonald juga meraih kenaikan laba 2% di kawasan AS, Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Sementara di kawasan Eropa, Jeff memperkirakan, laba McDonald naik sebesar 5%.
Pendapat yang hampir senada diungkapkan Jeffrey Bernstein, seorang analis dari Barclays Capital. Bernstein memperkirakan laba McDonald secara global di tahun ini akan melambung 3,2%. Untuk wilayah AS, Jeffey memproyeksikan, McDonald akan mengalami kenaikan penjualan sebesar 2%, Eropa 6% dan masing-masing 1% di kawasan Asia, Timur Tengah serta Afrika.
Bulan lalu, McDonald's melaporkan bahwa laba bersih mereka pada kuartal kedua tahun ini merosot menjadi US$ 1,09 miliar. Hal ini disebabkan menurunnya angka penjualan sebesar 7% menjadi US$ 5,65 miliar akibat terpukul nilai tukar mata uang.
Bulan lalu, McDonald's melaporkan laba bersih mereka pada kuartal kedua tahun ini merosot menjadi US$ 1,09 miliar. Hal ini disebabkan menurunnya angka penjualan McDonald sebesar 7% menjadi US$ 5,65 miliar akibat terpukul nilai tukar mata uang.
Penjualannya di pasar global hanya naik 4,8% dalam 1 kuartal, lebih rendah dari angka yang diproyeksikan para analis. Untuk itu McDonald meluncurkan Angus Burger, burger baru seharga US$ 4 untuk memikat konsumen yang tengah terkena resesi.